Hati-Hati, Ini Anjuran Cara Minum Obat saat Puasa yang Benar
Ketika menjalankan puasa Ramadan, kita diwajibkan untuk menahan nafsu makan dan minum pada siang hari.
Namun, bagaimana jika kamu memiliki kondisi kesehatan yang memerlukan minum obat secara rutin tiga kali sehari, padahal kamu harus berpuasa di siang hari?
Ingin tahu cara hidup sehat jadi lebih mudah? Temukan rahasianya di sini!
Artikel ini akan membahas tentang cara minum obat saat puasa yang tepat. Simak, yuk!
Bagaimana Cara Minum Obat saat Puasa?
Pola minum obat yang benar sangat penting untuk memastikan obat bekerja dengan maksimal.
Ketika berpuasa, pola makan dan minum akan berubah, termasuk pola minum obat.
Banyak orang yang khawatir bahwa jika pola minum obat diubah, maka obat tidak akan bekerja dengan optimal.
Bagi kamu yang sedang berpuasa namun harus minum obat secara rutin, tidak perlu khawatir.
Karena ada beberapa cara atau alternatif yang bisa kamu lakukan untuk menyiasati pola minum obat agar bisa menyesuaikan dengan waktu puasa.
Yuk, simak panduan mengenai cara penggunaan obat yang benar saat puasa di bulan Ramadan!
1. Membagi jadwal minum obat antara berbuka hingga sahur
Untuk membagi jadwal penggunaan obat yang tepat, perlu disesuaikan dengan dosis yang harus diminum.
Penggunaan obat yang diminum setelah makan dan sebelum makan
Saat berpuasa, untuk obat yang dikehendaki diminum sebelum makan bisa diminum 30 menit sebelum makan sahur atau berbuka puasa.
Untuk obat yang diminum setelah makan, obat ini dapat diminum bisa diminum 15-10 menit setelah makan sahur atau berbuka puasa.
Jika ada obat yang perlu diminum di tengah malam setelah makan, sebaiknya mengisi perut terlebih dahulu dengan cemilan seperti roti.
Obat yang diminum 1 kali sehari
Jika dosis obat hanya sekali sehari, kamu bisa memilih untuk minum obat saat makan sahur atau berbuka puasa.
Obat yang diminum 2 kali sehari
Sementara itu, jika dosis obat yang diresepkan harus diminum dua kali sehari, kamu bisa mengonsumsi obat tersebut saat makan sahur dan berbuka puasa.
Obat yang diminum 3 kali sehari
Sebelum mengambil obat tertentu, disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Karena mereka bisa memberikan alternatif obat dengan dosis yang sama, tetapi harus diminum hanya satu atau dua kali sehari.
Selain itu, dokter juga bisa memberikan obat yang memiliki memiliki sistem pelepasan obat secara lepas lambat atau memiliki aktivitas obat yang panjang atau pelepasannya terkontrol.
Jika dosis obat harus diminum 3 kali sehari, kamu bisa membagi waktu pengambilan obat secara merata dari berbuka puasa hingga sahur.
Misalnya, untuk dosis tiga kali sehari, kamu bisa minum obat pada saat berbuka puasa pukul 18.00, kemudian pukul 23.00, dan terakhir saat sahur pukul 04.00.
Obat yang diminum 4 kali sehari
Untuk dosis obat 4 kali sehari pada saat puasa, kamu bisa minum obat pada saat berbuka puasa pukul 18.00, kemudian pukul 22.00, pukul 01.00, dan terakhir saat sahur pukul 04.00.
Baca Juga: 5 Penyebab Pusing Saat Puasa dan Cara Mengatasinya
2. Maksimalkan waktu minum obat
Agar efektivitas obat tetap optimal, penting untuk memanfaatkan waktu yang diperbolehkan untuk makan dan minum.
Misalnya, untuk dosis minum obat 3 kali sehari dengan interval 8 jam, sebaiknya minum obat sesegera mungkin agar jarak waktu minum tidak terlalu jauh dari interval yang seharusnya.
Penggunaan obat saat puasa sebaiknya diminum saat berbuka puasa, sebelum tidur, dan pada saat-saat terakhir saat sahur atau imsak.
Dengan cara ini, jarak waktu minum obat dapat dimaksimalkan sehingga khasiat obat tetap optimal.
3. Konsultasi dosis obat dengan dokter
Salah satu cara penggunaan obat pada saat puasa yang tepat adalah dengan berkonsultasi kepada dokter mengenai dosis dan jenis obat yang diperlukan.
Dokter mungkin bisa meresepkan obat yang memiliki fungsi yang sama, namun dengan dosis yang lebih sedikit sehingga kamu hanya perlu minum 2 kali sehari.
Kamu juga bisa bertanya kepada dokter mengenai alternatif obat sejenis yang aman dikonsumsi saat bulan puasa dan menyesuaikan waktu minum obat dengan jadwal puasa.
Jangan lupa untuk meminta rekomendasi waktu yang tepat untuk penggunaan obat pada saat berpuasa, mulai dari waktu buka puasa hingga sahur.
Konsultasi dengan dokter sekarang juga sudah semakin mudah lho, karena kamu bisa chat dokter secara online melalui aplikasi Rey ataupun secara offline di rumah sakit.
Menariknya lagi, kalau kamu sudah memiliki asuransi kesehatan online dari Rey, kamu bisa chat dokter sepuasnya, tebus obat, rawat inap, hingga rawat jalan gratis.
Kamu bisa klik banner ini untuk info lebih lanjut!
Baca Juga: 14 Manfaat Puasa untuk Kesehatan Kamu Selama Bulan Ramadan
4. Cari alternatif obat yang bisa dikonsumsi saat puasa
Jika kamu bisa menghindari penggunaan obat selama puasa, itu lebih baik.
Namun, jika tetap harus mengonsumsi obat, pilihlah obat yang tidak membatalkan puasamu.
Contohnya, jika kamu membutuhkan obat untuk mengobati luka, pilihlah obat yang dapat dioleskan pada kulit, seperti salep atau krim, daripada obat yang harus diminum.
Selain itu, kamu juga bisa memilih metode suntik jika diperlukan, karena suntikan tidak membatalkan puasa.
Namun, pastikan kamu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat dan memastikan bahwa obat yang digunakan aman.
5. Cek kesehatan dan konsultasi dengan dokter
Jika kamu memiliki masalah kesehatan, sebaiknya periksakan kondisi kesehatan dan konsultasikan dengan dokter.
Hal ini penting untuk mengetahui apakah kamu boleh berpuasa atau tidak.
Selain itu, tanyakan kepada dokter mengenai makanan yang disarankan untuk menjaga kesehatan, jadwal minum obat yang tepat, dan risiko apa yang mungkin timbul jika kamu berpuasa.
6. Kenali jenis obat
Ketika seseorang memiliki kondisi kesehatan yang kronis, seperti diabetes atau hipertensi, maka mereka harus minum obat secara teratur setiap hari, bahkan saat berpuasa.
Oleh karena itu, diperlukan penyesuaian agar obat tersebut tetap bisa diminum meskipun sedang berpuasa.
Obat Antidiabetes
Obat antidiabetes seperti glimepirid, glibenklamid, atau glipizid yang cukup diminum satu kali dalam sehari sebaiknya digunakan saat berbuka puasa untuk mengontrol kadar gula dalam darah.
Sebab pada saat itu, ada kecenderungan kadar gula dalam darah akan meningkat secara berlebihan.
Dengan begitu, kamu dapat mengatur pola makan dan pengobatan dengan lebih baik selama menjalankan ibadah puasa.
Obat Maag
Obat yang cukup diminum sekali dalam sehari seperti omeprazol, lansoprazol, esomeprazol atau pantoprazol, sebaiknya diminum pada malam hari sebelum tidur.
Sementara itu untuk obat maag yang diminum dua kali sehari seperti ranitidin, cimetidin atau famotidin, sebaiknya diminum pada malam hari sebelum tidur dan saat sahur.
Hal ini disebabkan kadar asam lambung mencapai puncaknya pada dini hari, sehingga disarankan untuk mengonsumsi obat pada malam hari guna mencegah peningkatan kadar asam lambung yang berlebihan.
Obat Antihipertensi
Saat ini, banyak obat antihipertensi yang dirancang untuk diminum hanya sekali dalam sehari.
Apabila dokter memberikan resep obat antihipertensi semacam ini, sebaiknya diminum pada saat makan sahur agar dapat membantu mengontrol tekanan darah selama beraktivitas di siang hari.
Baca Juga: 9 Cara Efektif Mengatasi Maag Saat Puasa
Jenis Obat yang Tidak Membatalkan Puasa
Tak dapat dipungkiri bahwa selama berpuasa, terdapat beberapa jenis obat yang diperbolehkan untuk dikonsumsi guna menjaga kesehatan.
Namun, bagi kamu yang kesulitan menelan obat dalam bentuk tablet atau kapsul, jangan khawatir!
Kini tersedia berbagai alternatif obat yang dapat diambil, seperti obat yang disuntikkan atau diberikan melalui infus.
Selain itu, obat-obatan tersebut juga dapat menjadi opsi pengganti untuk obat-obatan yang biasanya dikonsumsi dengan cara diminum.
1. Obat yang diserap oleh kulit
Obat-obatan yang dioleskan pada kulit merupakan alternatif pengobatan yang populer dan efektif.
Lebih baik lagi, jenis obat oles ini tidak akan membatalkan puasa kamu.
Jenis obat ini meliputi berbagai produk, seperti salep, krim, plester luka, minyak oles, dan masih banyak lagi.
Obat-obatan ini dapat digunakan untuk mengobati berbagai keluhan kesehatan pada kulit, seperti gatal-gatal, luka-luka ringan, dan bahkan nyeri otot.
Namun, meskipun tidak membatalkan puasa, sebaiknya perhatikan penggunaannya agar tidak terlalu berlebihan dan selalu konsultasikan dengan dokter atau apoteker terlebih dahulu sebelum menggunakannya.
Dengan begitu, kamu dapat memastikan kesehatan kulit dan kesehatan secara keseluruhan tetap terjaga selama menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
2. Obat yang disuntik
Tahukah kamu bahwa penggunaan obat melalui suntikan pada pembuluh darah, otot, atau kulit tidak akan membatalkan puasamu?
Namun, perlu diingat bahwa hal ini tidak berlaku untuk nutrisi makanan yang dimasukkan melalui infus intravena.
Jenis nutrisi ini dapat membatalkan puasamu.
Baca Juga: Wajib Tahu! 7 Tips Agar Puasa Tidak Lemas dan Ngantuk
3. Obat kumur
Obat kumur yang digunakan untuk mengobati sariawan atau menghilangkan bau mulut saat berpuasa tidak akan membatalkan puasa, selama tidak tertelan.
Oleh karena itu, penting untuk berhati-hati saat menggunakannya dan pastikan untuk tidak menelannya agar puasa kamu tetap sah.
4. Obat inhaler
Obat inhaler biasanya digunakan oleh penderita asma, hidung tersumbat karena flu, dan lain sebagainya, jenis obat ini tidak membatalkan puasa meskipun dihirup atau dimasukkan ke hidung.
5. Obat tetes mata
Obat tetes mata biasanya digunakan untuk mengobati iritasi, mata gatal, dan sebagainya.
Obat tetes mata tidak membatalkan puasa karena tidak ditelan dan tidak melalui saluran cerna.
Obat tetes lain untuk hidung dan telinga juga tidak membatalkan puasa (namun masih menjadi perdebatan).
6. Obat yang ditempatkan di bawah lidah
Jenis obat ini misalnya nitrogliserin untuk mengobati angin duduk, nah cara pemakaiannya memang harus ditempatkan pada bawah lidah.
Meskipun dimasukkan ke dalam mulut, obat ini tidak membatalkan puasa.
7. Oksigen dan obat untuk anestesi
Oksigen juga termasuk obat yang tidak membatalkan puasa meskipun digunakan dipasang di dekat hidung.
Begitupun obat untuk anestesi atau untuk menghilangkan rasa sakit, masih boleh digunakan saat puasa.
8. Suppositoria
Suppositoria adalah jenis obat yang digunakan dengan cara dimasukkan ke dalam anus atau rektum.
Biasanya digunakan untuk orang – orang yang mengalami gangguan pencernaan, seperti sembelit atau susah buang air.
Baca Juga: 8 Tips Ampuh Mencegah Asam Lambung Naik saat Puasa
Penutup
Nah, sekarang kamu sudah memahami aturan minum obat saat puasa sehingga bisa tetap optimal khasiat atau manfaatnya.
Perubahan jadwal waktu minum obat saat puasa dan dosis obat mungkin dapat mempengaruhi efek terapi obat
Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk mengganti jadwal minum obat, kamu harus konsultasikan dulu dengan dokter.
Kamu juga sudah mengetahui apa saja jenis obat yang tidak membatalkan puasa. Untuk mengganti jenis obat dengan obat lain, tentu diperlukan konsultasi dulu kepada dokter.
Punya pertanyaan terkait cara minum obat saat puasa? Tulis di kolom komentar, yuk!
Yos adalah penulis artikel SEO dengan pengalaman menulis lebih dari tiga tahun. Dia menguasai berbagai topik, termasuk gaya hidup, kesehatan, personal finance, dan asuransi. Selain daripada penulisan artikel SEO, Yos juga mempunyai pengalaman menulis dalam copywriting dan UX writing.
Yos adalah penulis artikel SEO dengan pengalaman menulis lebih dari tiga tahun. Dia menguasai berbagai topik, termasuk gaya hidup, kesehatan, personal finance, dan asuransi. Selain daripada penulisan artikel SEO, Yos juga mempunyai pengalaman menulis dalam copywriting dan UX writing.