Pemeriksaan Tekanan Darah, Ini Fungsi Tensimeter yang Perlu Diketahui!

Pemeriksaan Tekanan Darah, Ini Fungsi Tensimeter yang Perlu Diketahui!
Aul Risky
Aul Risky
February 7, 2024
10 menit membaca

Bagi kamu yang bekerja sebagai profesional di bidang kesehatan pasti tidak asing dengan alat tensimeter ini, namun bagi sebagian masyarakat masih banyak yang belum paham apa fungsi tensimeter ini. 

Tensimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah.

Pemeriksaan tekanan darah atau cek tensi merupakan prosedur untuk mengukur seberapa kuatnya tekanan darah di arteri saat jantung dipompa. 

Prosedur ini biasanya dilakukan dengan sphygmomanometer atau tensimeter baik tensimeter manual (pompa) atau otomatis.

Selain itu, pemeriksaan tekanan darah dapat dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin atau sebagai skrining untuk tekanan darah tinggi (hipertensi).

Dengan mengetahui berapa tekanan darah dalam tubuh, kita dapat menilai apakah tekanan darah atau tensi darah kita normal atau tidak. 

Sebelum kita membahas fungsi tensimeter, jenis dan cara menggunakannya, yuk kita bahas dahulu sejarah tensimeter.

Ingin tahu lebih banyak mengenai cara hidup sehat? Temukan rahasianya di sini

Sejarah Tensimeter

sejarah tensimeter

Sejarah tensimeter sangat erat kaitannya dengan perkembangan ilmu kedokteran dan penelitian tentang tekanan darah.

  • Penemuan Awal

Tensimeter pertama kali dikembangkan pada abad ke-19. Pada tahun 1881, seorang ahli bedah Belanda bernama Samuel Siegfried Karl Ritter von Basch mengembangkan alat pertama yang disebut sebagai sphygmomanometer. Alat ini menggunakan manometer untuk mengukur tekanan darah.

  • Penemuan Sfigmomanometer

Pada tahun 1896, seorang dokter Jerman bernama Scipione Riva-Rocci mengembangkan sfigmomanometer modern pertama yang menggunakan manset lengan atas untuk mengukur tekanan darah. Alat ini terdiri dari manset karet yang dipompa dengan tangan untuk menghentikan aliran darah di arteri, dan tekanan udara diukur dengan manometer.

  • Perkembangan Tensimeter

Pada tahun 1905, Harvey Cushing, seorang ahli bedah Amerika, memperkenalkan metode pengukuran tekanan darah yang lebih akurat dengan menggunakan katup di dalam alat sfigmomanometer.

  • Penelitian dan Perbaikan

Selama abad ke-20, terjadi penelitian dan pengembangan lebih lanjut terkait tensimeter. Perbaikan dalam desain, material, dan teknologi membuat alat ini semakin akurat dan mudah digunakan oleh tenaga medis.

  • Penggunaan Luas

Tensimeter telah menjadi salah satu alat penting dalam praktik medis, digunakan untuk mendiagnosis dan memantau kondisi kesehatan, terutama terkait dengan tekanan darah. Penggunaannya menyebar luas baik di rumah sakit, klinik, maupun di lingkungan medis lainnya.

Baca Juga: Wajib Dimiliki! Ini Dia 11 Alat Kesehatan yang Harus Ada di Rumah

Berapa Tensi Normal Manusia?

Tensi darah normal manusia dewasa adalah 100-130 mmHg untuk tekanan sistolik dan 60-90 mmHg untuk tekanan diastolik. 

Tekanan sistolik adalah tekanan darah saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh.

Sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan darah saat jantung beristirahat di sela-sela memompa darah.

Seseorang dikatakan menderita tekanan darah tinggi jika tekanan darah atau tensi darahnya di atas 140/90 mmHg. 

Kemudian bisa dikatakan menderita tekanan darah rendah jika tekanan darah atau tensi darahnya di bawah 90/60 mmHg.

Lalu, apa sajakah fungsi tensimeter? simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Fungsi Tensimeter

Tensimeter, atau yang lebih dikenal sebagai sphygmomanometer, adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah seseorang. 

Kegunaan utamanya adalah untuk mendeteksi tekanan darah arteri, yang merupakan indikator penting dari kesehatan kardiovaskular seseorang. 

Dengan mengetahui tekanan darah, dokter dapat memantau kondisi kesehatan pasien, mendiagnosis gangguan tekanan darah tinggi atau rendah, serta memberikan pengobatan yang sesuai. 

Tensimeter juga dapat digunakan di rumah untuk pemantauan mandiri bagi individu yang perlu memantau tekanan darah mereka secara teratur.

Berikut adalah beberapa fungsi utama dari tensimeter:

  • Pengukuran Tekanan Dara

 Fungsi utama tensimeter adalah untuk mengukur tekanan darah seseorang. Tekanan darah terdiri dari dua angka, yaitu tekanan sistolik (tekanan saat jantung berkontraksi dan memompa darah) dan tekanan diastolik (tekanan saat jantung beristirahat antara kontraksi). Pengukuran ini membantu dokter dalam menilai kesehatan kardiovaskular seseorang.

  • Pemantauan Kesehatan

Tensimeter digunakan secara rutin untuk memantau tekanan darah pasien yang memiliki riwayat hipertensi atau kondisi kesehatan lain yang berkaitan dengan tekanan darah. Pemantauan ini membantu dokter dalam mengevaluasi efektivitas pengobatan dan mengidentifikasi perubahan tekanan darah yang dapat menandakan risiko komplikasi.

  • Diagnosis Penyakit

Pengukuran tekanan darah juga digunakan sebagai bagian dari proses diagnosis untuk berbagai kondisi kesehatan, termasuk hipertensi (tekanan darah tinggi), hipotensi (tekanan darah rendah), penyakit jantung, penyakit ginjal, dan kondisi kesehatan lainnya.

  • Penilaian Risiko Kesehatan

Tekanan darah yang tidak terkendali dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular, stroke, dan komplikasi kesehatan lainnya. Pengukuran tekanan darah secara teratur membantu dalam menilai risiko kesehatan seseorang dan merencanakan tindakan pencegahan yang sesuai.

  • Monitoring Kondisi Medis

Tensimeter juga digunakan untuk memonitor respons pasien terhadap pengobatan dan perubahan gaya hidup yang ditujukan untuk mengelola tekanan darah. Hal ini memungkinkan dokter untuk menyesuaikan rencana perawatan sesuai dengan kebutuhan individu pasien.

Baca Juga: Waspada! Ini Perbedaan Ciri-Ciri Darah Rendah dan Kurang Darah

Jenis-jenis Tensimeter

Jenis-jenis Tensimeter

Lebih lanjut, tensimeter terdiri dari beberapa jenis, yakni tensi dengan penggunaan air raksa, aneroid, dan juga elektronik. Berikut penjelasannya.

  • Tensimeter Air Raksa

Tensimeter air raksa merupakan jenis tensimeter yang paling umum digunakan karena dianggap paling akurat, sehingga disebut sebagai standar emas di dunia kesehatan.

Alat ini terdiri dari manset yang bisa digembungkan dengan cara memompanya dengan pompa tangan yang berbentuk bola karet. 

Kemudian, dihubungkan dengan tabung panjang yang berisi air raksa.

Selanjutnya, ukuran tekanan darah akan terlihat dalam milimeter air raksa (mmHg) pada tabung, yang akan bergerak ke atas jika dilakukan pemompaan.

Penggunaan tensimeter air raksa sebetulnya tidak begitu sulit, karena dokter akan melingkarkan manset alat pengukur pada lengan bagian atas pasien dan menempelkan stetoskop di arteri di bawah manset.

Lalu, dokter akan memompa manset hingga menggembung dan secara tidak langsung memblokade aliran darah melalui arteri, hingga pulsa pada lengan yang diukur tidak terasa lagi. Ini jadi indikasi bahwa aliran darah telah berhenti.

Kemudian, dokter akan memompa sedikit lagi hingga bacaan pada tabung air raksa kurang lebih 20 mmHg. 

Nominal tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan titik pada saat denyut nadi berhenti.

Agar lebih jelas, tingkat bacaan di mana detak tersebut terdengar pertama kali disebut tekanan sistolik. 

Lalu, bunyi detak akan menghilang pada tekanan diastolik, yang terjadi ketika jantung rileks.

  • Tensimeter Aneroid

Nama aneroid dari jenis tensimeter ini berasal dari bahasa latin yang berarti tanpa cairan. 

Alat ini berguna untuk menyeimbangkan tekanan darah karena ada udara yang tersimpan di dalam tekanan kapsul metal tipis.

Tensimeter ini lebih aman karena tidak lagi menggunakan air raksa tetapi menggunakan putaran berangka sebagai penggantinya. 

Sama dengan tensimeter air raksa, tensimeter aneroid masih menggunakan stetoskop.

Sayangnya, model tensimeter ini jarang digunakan di Indonesia sendiri. 

Oleh karena itu, beberapa orang masih terlalu asing dengan alat tensimeter aneroid ini.

  • Tensimeter Digital

Tensimeter digital adalah salah satu alat pengukur tekanan darah yang praktis dan mudah digunakan di rumah. 

Jenis tensimeter ini dilengkapi dengan manset yang dipasang di lengan dan dapat menggembung secara otomatis.

Nantinya, hasil pengukuran tekanan darah akan muncul di sebuah layar atau monitor kecil sehingga lebih mudah dibaca. 

Beberapa jenis tensimeter digital bahkan dapat dihubungkan ke aplikasi di ponsel yang juga mampu menyimpan riwayat pengukuran tekanan darah.

Sayangnya, tingkat akurasi tensimeter digital dalam membaca tekanan darah bisa dipengaruhi oleh pemasangan manset yang tidak tepat maupun gerakan tubuh. 

Oleh karena itu, penggunaan tensimeter digital harus dilakukan dengan tepat agar  mendapatkan hasil yang akurat.

Ingin konsultasi sepuasnya terkait tekanan darahmu?

Gunakan asuransi kesehatan online dari Rey, dapatkan manfaat mulai dari chat dokter sepuasnya, konsultasi gizi, tebus obat gratis, hingga cover rawat inap!

Info selengkapnya klik di sini!

Bagaimana Cara Menggunakan Tensimeter?

Terdapat beberapa cara menggunakan alat tensi manual agar hasil pengukuran tekanan darah akurat, yakni:

  1. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau gunakan hand sanitizer dengan benar.
  2. Atur posisi orang yang akan diukur tekanan darahnya agar tubuhnya rileks, bisa dengan duduk dengan posisi yang nyaman dan bersandar.
  3. Letakkan lengan yang akan diukur dengan posisi terlentang di meja, bisa lengan kanan atau kiri. Singsingkan lengan pakaian yang akan diukur.
  4. Pasang manset pada lengan sekitar tiga sentimeter di atas lipatan lengan, jangan terlalu ketat maupun longgar. 
  5. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba.
  6. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg lebih tinggi dari titik denyut nadi arteri radialis tidak teraba. 
  7. Pasang earphone stetoskop ke telinga, selipkan cakram stetoskop di bagian manset yang sudah terpasang di lengan. 
  8. Kemudian kempiskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan cara memutar sekrup pada pompa udara berlawanan dengan arah jarum jam. 
  9. Saat udara keluar dari manset, dengarkan baik-baik detak jantung pertama yang terdengar dari stetoskop dan perhatikan angka di alat tensi manual. Angka ini menunjukkan tekanan sistolik. 
  10. Lalu, lanjutkan untuk mengempiskan manset. 
  11. Dengarkan lagi detak jantung yang berhenti di beberapa titik dan perhatikan angka di alat tensi manual. Angka ini menunjukkan tekanan diastolik. 
  12. Catat hasil mengukur tekanan darah sistolik dan diastolik dengan alat tensi manual tersebut, misalkan 120/80 mmHg.
  13. Bereskan alat tensi, baru bersihkan lagi tangan setelah mengukur tekanan darah

Mengukur tekanan darah dengan alat tensi digital juga relatif lebih praktis dari alat tensi manual. Berikut caranya:

  1. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau gunakan hand sanitizer dengan benar. 
  2. Atur posisi orang yang akan diukur tekanan darahnya agar tubuhnya rileks, bisa dengan duduk dengan posisi yang nyaman dan bersandar.
  3. Letakkan lengan yang akan diukur dengan posisi terlentang di meja, bisa lengan kanan atau kiri. 
  4. Lalu, singsingkan lengan pakaian yang akan diukur. 
  5. Pasang manset pada lengan sekitar tiga sentimeter di atas lipatan lengan tersebut, jangan terlalu ketat maupun longgar.
  6. Nyalakan tombol daya alat tensi digital, setelah itu manset alat akan mengembang secara otomatis. 
  7. Setelah manset mengembang, alat tensi digital akan menampilkan hasil pembacaan tekanan darah sistolik dan diastolik.
  8. Catat kedua angka hasil pengukur tekanan darah digital ini agar tidak lupa, misalkan 120/80 mmHg.
  9. Tekan tombol daya alat tensi digital Bereskan alat tensi, baru bersihkan lagi tangan setelah mengukur tekanan darah

Jika kamu ingin mendapatkan hasil yang lebih akurat, ulangi lagi cara mengukur tekanan darah dengan alat tensi digital di atas selang dua sampai tiga menit dari pengukuran pertama.

Tapi, bagaimana jika Anda masih memiliki pertanyaan atau kekhawatiran terkait tekanan darah Anda?

Tenang, solusinya ada di tangan Anda. 

Klik banner di bawah ini untuk mengetahui lebih lanjut!

Baca Juga: 15 Makanan Penurun Darah Tinggi, Efektif untuk Hipertensi

Tips Memilih Tensimeter yang Tepat

Ada banyak sekali produk tensimeter di pasaran, dengan berbagai harga dan fitur yang ditawarkan. 

Secara umum, berikut ini beberapa tips memilih tensimeter yang tepat untuk digunakan di rumah:

  • Pastikan angka pengukuran tekanan darah di monitor ditampilkan dengan jelas. 
  • Bila membeli untuk orang tua atau lansia, sebaiknya pilih yang tampilan angkanya berukuran besar agar mudah terbaca.
  • Sebaiknya pilih tensimeter yang digunakan di lengan, karena lebih akurat dibanding yang digunakan di pergelangan tangan atau jari.
  • Pilih tensimeter dengan manset yang lilitannya pas, tidak terlalu sempit ataupun terlalu longgar. Ini untuk menghindari ketidakakuratan pengukuran.
  • Bila ada, pilihlah tensimeter dengan manset yang bisa menggembung dengan otomatis.
  • Bila ingin memantau grafik pengukuran tekanan darah rutin, kamu bisa memilih tensimeter yang bisa terhubung pada smartphone dan mengirim hasil pengukuran ke aplikasi tertentu.
  • Sebelum memutuskan membeli, pastikan kamu mencoba tensimeter yang akan dibeli terlebih dahulu. 
  • Pertimbangkan untuk membeli jika tensimeter mudah untuk digunakan dan dibaca hasil pengukurannya. Sebab, setiap alat bisa saja berbeda.

Baca Juga: Ampuh! 17 Jenis Makanan Penurun Gula Darah Tinggi

Penutup

Itulah pembahasan mengenai fungsi tensimeter, jenis-jenis tensimeter, hingga cara memilih tensimeter yang tepat untuk digunakan di rumah. 

Pemeriksaan tensi penting untuk mengukur tekanan darah apakah berada di kisaran normal, tinggi, atau rendah.

Jika kamu ingin membeli tensimeter, pastikan sebelum membeli kamu sudah mencobanya terlebih dahulu dan merasa yakin. 

Pertimbangan lain dalam memilih tensimeter kembali lagi pada kebutuhan kamu.

Sudahkah kamu mencoba menggunakan tensimeter sendiri di rumah? Yuk, share pengalaman kamu di kolom komentar!

Kembali
Rekomendasi Artikel
May 19, 2023
10 Manfaat Vitamin C bagi Kesehatan Tubuh dan Wajah

Sistem kekebalan tubuh seseorang sering sekali dikaitkan dengan konsumsi vitamin C. Faktanya, vitamin C menjadi salah...

Dwi Julianti Dwi Julianti
6 menit membaca
February 22, 2023
13 Akibat Sering Makan Mie Instan, Berapa Batas Idealnya Makan Mie?

Meski pilihan makanan di Indonesia sangat beragam, namun tampaknya mie instan masih menjadi primadona.  Mie dinilai...

Dwi Julianti Dwi Julianti
8 menit membaca
April 10, 2023
7 Manfaat Begadang bagi Tubuh, Baik atau Buruk?

Tidur larut malam atau begadang cenderung memiliki dampak negatif bagi kesehatan. Namun, apakah begadang benar-benar...

Dwi Julianti Dwi Julianti
5 menit membaca