Apa Itu PTSD? Kenali Ciri-Ciri dan Contoh PTSD
Penting untuk memerhatikan gejala PTSD dan tidak menganggap remeh dampaknya.
Gangguan mental ini tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga dapat memengaruhi kesehatan fisik.
Ingin tahu lebih banyak mengenai cara hidup sehat? Temukan rahasianya di sini!
Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) adalah kondisi yang muncul setelah mengalami peristiwa traumatis seperti kekerasan seksual, perang, kecelakaan lalu lintas, atau pengalaman mengancam nyawa lainnya.
Yuk, mari kita pelajari lebih lanjut mengenai gangguan ini!
Apa yang Dimaksud dengan PTSD?
Post-traumatic stress disorder (PTSD) diartikan sebagai gangguan mental yang dapat terjadi setelah seseorang mengalami peristiwa traumatis, seperti perang, pelecehan seksual, serangan teroris, atau kecelakaan serius
Tidak semua orang yang mengalami peristiwa traumatis mengalami gangguan stres pascatrauma.
Namun, ada beberapa insiden yang menjadi predisposisi PTSD seperti pelecehan dan kekerasan seksual pada masa kanak-kanak.
PTSD memiliki prevalensi seumur hidup 8-10%, diikuti oleh disfungsi sosial. Dalam situasi perang, prevalensi orang dengan PTSD meningkat hingga 30%.
Wanita memiliki risiko lebih tinggi daripada pria karena lebih cenderung menjadi korban pelecehan seksual.
Dokter akan mengumpulkan informasi dengan menanyakan gejala yang mengindikasikan PTSD. Pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu dokter kamu mendiagnosa PTSD.
Diagnosis gangguan ini dapat ditentukan oleh beberapa faktor, termasuk perilaku penghindaran terhadap peristiwa, orang, benda, atau kegiatan yang terkait dengan peristiwa traumatis, tidak ingat kejadiannya.
Selain itu juga ada yang mengalami sulit tidur, sulit berkonsentrasi, ledakan emosi, dan sering terguncang 1 bulan atau lebih
Gangguan PTSD dapat mencegah kamu bisa beraktivitas secara normal di masyarakat.
Pemeriksaan fisik juga dapat mengidentifikasi beberapa kelainan yang bisa membantu dokter mendiagnosa PTSD.
Kelainan tersebut diantaranya mengalami kurangnya kebersihan pribadi, gangguan perilaku, gangguan memori, kesulitan berkonsentrasi dan gangguan kontrol impuls.
Baca Juga: Apa itu Overthinking? Contoh dan Cara Mengatasinya
Apa yang Dirasakan Penderita PTSD?
Berikut adalah beberapa hal yang dirasakan oleh penderita PTSD:
1. Selalu ingin menghindar
Orang dengan PTSD cenderung menghindari lingkungan yang mengingatkan pada kejadian traumatis agar tidak mengalaminya lagi.
2. Pola pikir yang negatif
Gejala berikutnya yang dirasakan oleh penderita post traumatic stress disorder adalah pasien memiliki pola pikir negatif.
Orang dengan gangguan ini akan cenderung berpikir negatif tentang semua yang dilakukan dan orang-orang di sekitarnya.
Gangguan ini akan membuat seseorang kesulitan untuk berpikir positif dan sulit memercayai orang lain.
Orang-orang juga kehilangan minat pada aktivitas yang biasa dinikmati dan merasa putus asa.
3. Mudah kaget
Gejala lainnya yang mungkin saja dirasakan oleh pengidap PTSD cenderung mudah kaget, gugup, dan waspada.
Gejala ini biasanya membuat orang sulit berkonsentrasi dan tidur karena selalu dikejutkan oleh hal-hal kecil yang dianggap remeh oleh orang lain.
4. Depresi
Gejala yang paling mudah untuk dikenali dari post traumatic stress disorder, yaitu depresi, di mana penderita dengan cepat menjadi marah, takut, malu, dan putus asa untuk masa depan.
Baca Juga: 5 Cara Menghilangkan Stress Paling Ampuh Serta Kenali Gejalanya
5. Kilas balik peristiwa
Kilas balik peristiwa dapat bermanifestasi dalam bentuk mimpi buruk untuk mengingat peristiwa yang terjadi.
Gejala khas PTSD termasuk mimpi buruk dan kenangan menyakitkan dari trauma masa lalu.
6. Mengalami penurunan kinerja
Gejala ini juga termasuk kinerja yang buruk, perubahan kepribadian, isolasi sosial, keluhan fisik yang tidak spesifik, dan terutama gejala insomnia.
Apa Contoh dari PTSD?
Berikut adalah beberapa contoh dari PTSD:
1. Traumatis pasca bencana alam
Terjadinya peristiwa bencana alam pastinya akan menyisakan memori yang buruk pada diri seseorang.
Tak jarang ditemukan orang mengalami trauma pasca kejadian.
Bahkan beberapa orang akan terus merasa cemas jika hal tersebut terulang kembali dan menimpa dirinya
Selain itu, ditemukan juga orang yang selalu dihantui peristiwa tsunami dan bahkan mimpi bahwa kejadian tersebut terulang kembali sehingga membuatnya sering merasa ketakutan.
2. Mengalami kecelakaan
Terdapat jenis gejala lain yang bisa dialami oleh penderita PTSD.
Sebagian orang mengalami peristiwa dihantui oleh momen yang membuatnya trauma dan sebagian lainnya justru merasa lupa dengan kejadian yang dialami.
Hal ini membuat seseorang mengalami kesulitan dalam mengingat dan menganalisis peristiwa traumatis yang akhirnya menimbulkan pikiran negatif pada setiap orang.
3. Trauma dengan peristiwa pelecehan seksual
Dalam beberapa kasus juga ditemukan orang yang menderita traumatis akan cenderung menghindar jika diajak berbicara atau berkomunikasi terkait dengan peristiwa traumatis
Untuk trauma yang diakibatkan oleh kasus pelecehan seksual umumnya akan membuat penderita terus menghindari lawan jenisnya dan merasa ketakutan bila bertemu lawan jenis.
Hal ini bahkan bisa membuat penderita merasa marah saat didekati oleh orang yang tidak dikenal dan membuatnya selalu menunjukkan sikap waspada pada lingkungan sekitar.
PTSD Apa Bisa Sembuh?
Seseorang yang menderita gangguan ini dapat hadir dengan berbagai gejala.
Beberapa dari pasien mungkin datang dengan gejala normal dan masih mau mencari pengobatan.
Pasien dengan PTSD biasanya diobati dengan obat-obatan atau menggunakan psikoterapi.
Terapi perilaku kognitif (CBT) diberikan untuk menilai keyakinan irasional yang mempengaruhi perkembangan gejala PTSD pada korban.
Pada dasarnya, CBT dilakukan dengan tujuan untuk mengubah perilaku dan mengadopsi pemikiran yang lebih realistis untuk bisa mencapai emosi yang stabil dan seimbang.
Kedua, terapi pemaparan harus membantu mereka yang terlibat untuk menghadapi situasi dan ingatan yang dianggap menakutkan sehingga pasien dapat menghadapinya secara efektif.
Selain itu terdapat juga terapi EMDR yang menggabungkan terapi pemaparan dengan serangkaian gerakan mata terarah untuk membantu seseorang memproses peristiwa traumatis sementara dokter mengamati reaksi pasien.
Perawatan ini menggunakan media medis. Obat-obatan dapat membantu meringankan gejala seperti depresi, kecemasan, sulit tidur, dan sulit berkonsentrasi.
Perawatan ini bertujuan untuk meminimalkan gejala PTSD dengan menstabilkan zat di otak yang menyebabkan kekhawatiran, kecemasan, dan depresi.
Apa Bedanya PTSD dan Trauma?
PTSD dan trauma sering disama artikan, padahal keduanya berbeda, lho.
PTSD merupakan gangguan mental yang muncul setelah mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatik.
Sementara itu, trauma adalah reaksi emosional terhadap peristiwa yang menakutkan, bisa terjadi satu kali atau lebih, dan seseorang dapat mengalami berbagai jenis trauma.
PTSD sering dipicu oleh peristiwa tragis seperti bencana alam, kecelakaan lalu lintas, kejahatan, atau pengalaman di medan perang.
Dalam gangguan stres pasca-trauma, orang yang terkena tidak bisa melupakan pengalaman traumatis.
Pasien dengan PTSD sulit melupakan pengalaman traumatis, sering mengulangi kejadian itu, bahkan dalam mimpi buruk, yang mengakibatkan tekanan emosional.
Wanita lebih rentan terkena PTSD karena sensitifitas emosi yang lebih tinggi, namun kondisi ini dapat menyerang semua kelompok umur, bahkan anak-anak.
Sejauh ini, penyebab PTSD belum diketahui secara pasti.
Namun, ada beberapa kondisi yang diduga menjadi penyebab gangguan jiwa ini.
Misalnya belajar tentang ancaman dan saksi kematian, luka serius, pelecehan dan kekerasan seksual, dan insiden fatal.
Faktor lain yang bisa menyebabkan gangguan stres pascatrauma adalah mengalami trauma jangka panjang dan faktor genetik tertentu.
Trauma dapat terjadi karena beragam pemicu seperti bullying, pelecehan seksual, trauma medis, bencana alam, trauma kehilangan/berkabung, dan kekerasan masyarakat.
Orang yang pernah mengalami peristiwa traumatis biasanya merasa cemas, sedih, cemas berlebihan, dan syok.
Namun, setiap orang dapat bereaksi berbeda ketika menghadapi peristiwa traumatis, beberapa dapat merespons dengan baik, sementara yang lain mengalami gangguan mental seperti depresi dan PTSD.
Oleh karena itu, siapapun yang pernah mengalami peristiwa traumatis disarankan untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.
PTSD Berobat ke Mana?
Sangat disarankan bagi siapa saja yang mengalami peristiwa traumatis untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater, untuk mencegah terjadinya gejala gangguan mental yang lebih parah.
Gejala PTSD dapat terlihat seperti stres dan depresi, namun tidak semua perasaan depresi mengarah pada gejala PTSD.
Jika perasaan seseorang tidak membaik atau menjadi lebih tertekan, segera temui psikolog atau psikiater.
Bantuan profesional harus dicari segera jika sudah merasa kewalahan atau memikirkan untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.
Masalah kesehatan mental bisa bertahan selama empat minggu setelah mengalami peristiwa traumatis.
Jadi, jika seseorang merasa gejala yang mengganggu dan menimbulkan rasa tidak nyaman, segera lakukan pemeriksaan kepada psikiater atau psikolog untuk mencegah gejala yang lebih parah atau perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Baca Juga: Apa Itu Self Esteem? 6 Contoh dan Cara Meningkatkan Self Esteem
Penutup
Secara keseluruhan, PTSD dapat memengaruhi kehidupan seseorang dengan cara yang sangat berat dan sulit diatasi.
Gejala-gejala yang berkaitan dengan PTSD dapat menimbulkan ketidaknyamanan yang luar biasa dan dapat memengaruhi hubungan interpersonal, pekerjaan, dan kesejahteraan umum.
Masih ada pertanyaan terkait PTSD? Tulis di kolom komentar, yuk!