Ketahui Apa Itu Mental Illness, Jenis Serta Penyebabnya

Ketahui Apa Itu Mental Illness, Jenis Serta Penyebabnya
Suhartantowi Lauw
Suhartantowi Lauw
February 20, 2023
11 menit membaca

Kamu mungkin telah sering mendengar istilah mental illness

Bahkan tidak jarang seseorang mendiagnosis diri sendiri memiliki kondisi tersebut. 

Sebagai manusia, kita tidak hanya perlu memperhatikan kesehatan yang tampak dari luar. 

Kesehatan mental tentu harus turut diperhatikan. 

Namun, tidak semua perasaan sedih, kecewa, takut, atau cemas dapat dikategorikan sebagai mental illness

Ingin tahu lebih banyak mengenai cara hidup sehat? Temukan rahasianya di sini

Untuk mengetahui lebih dalam tentang mental illness, simak penjelasan di bawah ini. 

Apa yang Dimaksud Dengan Mental Illness?

Mental illness atau gangguan mental merupakan berbagai kondisi kesehatan yang memengaruhi perasaan, perilaku, pemikiran, suasana hati, atau kombinasi diantaranya. 

Kondisi ini akan memengaruhi kehidupan dan kemampuan berinteraksi penderita dalam menjalani kehidupan sehari-hari. 

Gejalanya pun beragam, seperti cemas berlebihan, berhalusinasi, ketakutan, sedih yang berlarut, hingga tertawa mendadak. 

Kadar mental illness seseorang juga beragam dan tidak bisa disamakan satu sama lain. 

Terdapat orang yang hanya mengalami sesekali atau bahkan berlangsung dalam kondisi yang berkelanjutan. 

Namun, gangguan mental dengan gejala yang berkelanjutan hingga memengaruhi kualitas hidup seseorang dapat dikategorikan sebagai penyakit mental. 

Apa Penyebab Terjadinya Mental Illness?

Meskipun belum terdapat penyebab pasti yang dapat menyebabkan gangguan mental.

Seseorang dengan gangguan mental diperkirakan disebabkan oleh berbagai faktor. 

Berikut merupakan beberapa faktor yang dapat menyebabkan mental illness:

1. Faktor Genetik

Penderita gangguan mental memiliki potensi untuk menurunkan kondisinya kepada keturunannya. 

Seseorang yang memiliki orang tua atau keluarga dengan riwayat mental akan lebih rentan untuk mengalami mental illness

Hal ini tidak berarti bahwa kondisi tersebut akan diturunkan secara genetik, tetapi potensinya akan lebih besar. 

Dengan kata lain, tidak semua orang tua dengan gangguan mental akan menurunkan kondisi mental tersebut kepada anaknya. 

2. Faktor Biologi

Mental illness dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor biologis, seperti cedera otak, epilepsi, proses persalinan, dan gangguan anatomi.

Kondisi tersebut bisa saja diperoleh saat proses persalinan maupun saat beraktivitas sehari-hari. 

3. Faktor Psikologis

Seseorang yang pernah mengalami peristiwa tidak menyenangkan bisa jadi memicu terjadinya mental illness

Apalagi jika peristiwa tersebut sampai menimbulkan trauma yang signifikan. 

Beberapa faktor psikologis yang dapat menyebabkan mental illness, seperti pelecehan, kematian seseorang, kecelakaan, kejahatan, dan kesepian. 

4. Faktor Paparan dalam Kandungan

Ibu hamil memiliki peranan yang sangat penting untuk memastikan anaknya dapat lahir dengan sehat dan selamat. 

Namun, beberapa orang terkadang kurang memperhatikan hal tersebut.

Konsumsi alkohol, penyalahgunaan obat-obatan, dan paparan zat kimia pada ibu hamil akan menyebabkan gangguan janin.

Alhasil, anak yang dilahirkan memiliki potensi yang lebih besar untuk terkena gangguan mental seiring bertambah dewasa. 

Apa Saja yang Termasuk Mental Illness?

Terdapat lebih dari 200 jenis mental illness yang dapat dialami oleh seseorang. 

Terdapat lebih dari 200 jenis mental illness yang dapat dialami oleh seseorang. 

Setiap gangguan memiliki ciri dan metode pengobatan yang berbeda. 

Beberapa hanya memerlukan terapi percakapan, tapi beberapa di antaranya perlu mengonsumsi obat-obatan atau terapi berkelanjutan.

Namun, dari jenis-jenis mental illness yang ada, terdapat beberapa jenis yang cukup lumrah terjadi.

Yuk, simak penjelasan di bawah ini.

1. Gangguan Suasana Hati (Mood Disorder)

Gangguan suasana hati atau yang dikenal dengan gangguan afektif merupakan kondisi penderita yang merasakan kebahagiaan berlebihan atau kesedihan yang terus-menerus di atas batas ambang normal.  

Bahkan perpindahan emosi yang fluktuatif secara ekstrim turut dapat terjadi dalam kondisi ini.

Meskipun mood swing cukup lumrah terjadi pada banyak orang, kondisi ini dapat menjadi semakin parah hingga mengganggu aktivitas sehari-hari jika dibiarkan.

2. Gangguan Makan (Eating Disorder)

Gangguan makan merupakan penyakit serius yang memengaruhi perilaku makan seseorang. 

Penderita gangguan kesehatan ini akan mengalami kesulitan dalam mengontrol kuantitas makanan yang dikonsumsi. 

Gangguan ini biasanya berhubungan dengan kecemasan penderita terhadap berat atau bentuk tubuh yang dimiliki.

Jenis mental illness rentan untuk terjadi pada remaja wanita akibat menginginkan bentuk tubuh yang ideal. 

Gangguan yang paling umum terkait eating disorder, seperti bulimia nervosa (memuntahkan kembali makanan yang dikonsumsi), anoreksia (menganggap diri kelebihan berat badan), dan binge-eating (makan secara berlebihan).

3. Gangguan Kepribadian (Personality Disorder)

Gangguan kepribadian merupakan kondisi yang menyebabkan penderita memiliki pola pikir, perilaku, dan perasaan yang tidak normal yang berbeda dari mayoritas orang.

Penderita gangguan ini kerap kesulitan dalam memahami situasi dan perasaan orang lain, sehingga sulit untuk diterima dalam lingkungan.

Beberapa contoh perilaku dari gangguan kepribadian, seperti perubahan suasana hati yang intens, senang memanipulasi pikiran orang lain, perilaku yang tidak stabil, dan tidak merasa bersalah atas tindakan buruk yang dilakukan. 

4. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder)

Seseorang dengan gangguan kecemasan akan mengalami cemas, insecure, takut, atau khawatir dalam menanggapi suatu objek atau situasi.

Penderita kerap akan mengalami perubahan fisik ketika mengalami gangguan kecemasan, seperti detak jantung yang tidak beraturan, merasa pusing, atau sulit berkonsultasi. 

Gangguan ini bisa terjadi kepada siapa saja, terutama bagi wanita di atas umur 30 tahun. 

5. Skizofrenia

Skizofrenia merupakan gangguan mental yang menyebabkan penderitanya tidak mampu untuk membedakan antara kenyataan dan pikirannya sendiri. 

Gangguan ini menyebabkan penderita mengalami halusinasi, delusi, dan sulit berpikir yang bahkan dapat merubah perilaku. 

6. Depresi

Depresi merupakan salah satu jenis mental illness yang paling sering terjadi.

Seseorang dengan depresi kerap akan merasa gelisah, resah, overthinking, tidak berharga, sedih yang berlarut, putus asa, hingga memiliki keinginan untuk bunuh diri. 

Jika seseorang telah mengalami gejala tersebut selama kurang lebih 2 minggu, maka terdapat kemungkinan dia mengalami depresi. 

Baca Juga: Redakan Stres, Coba 13 Cara Menenangkan Pikiran Ini!

7. Gangguan Disosiatif 

Gangguan disosiatif mengakibatkan penderitanya tidak memilki kesinambungan antara pikiran, ingatan, tindakan, hingga identitas. 

Gangguan disosiatif termasuk dalam gangguan kejiwaan parah yang berkaitan dengan tingkat stres luar biasa. 

Kondisi ini kerap ditimbulkan akibat peristiwa traumatis mendalam yang dialami oleh penderita.

Bahkan gangguan disosiatif dapat mengakibatkan penderita mengalami identitas kepribadian ganda. 

8. Gangguan Stres Pasca Trauma (PTSD)

PTSD diakibatkan oleh kejadian traumatis atau mengerikan yang dialami oleh seseorang.

Contohnya seperti trauma akibat pelecehan seksual, bencana alam, perang, kecelakaan, atau ditinggalkan mendadak oleh orang tersayang.

Penderita PTSD akan sulit untuk menghilangkan kenangan buruk tersebut dan seakan-akan mati rasa secara emosional.

Gangguan ini juga kerap akan mengakibatkan penderitanya histeris setiap melihat kejadian yang serupa. 

PTSD dapat membuat penderita merasa stres akibat terbayang peristiwa traumatis yang mengganggu keseharian dan menyebabkan tekanan emosional. 

9. Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD)

Penderita OCD memiliki pikiran atau obsesi yang konstan terhadap sesuatu. 

Hal ini mengakibatkan penderita memiliki dorongan untuk melakukan kegiatan secara berulang-ulang. 

Jika tidak dilakukan, penderita akan mengalami kecemasan berlebihan yang dapat menganggu aktivitas sehari-harinya. 

Gangguan ini sendiri dapat terjadi pada siapa saja, baik anak-anak, remaja, maupun orang tua. 

10. Gangguan Kontrol Impuls dan Kecanduan (ICAD)

Seseorang yang memiliki gangguan ini akan kesulitan untuk menahan diri dalam membuat sesuatu yang agresif. 

Bahkan penderitanya tidak dapat menahan dorongan diri untuk melakukan sesuatu yang berbahaya pada dirinya atau orang lain. 

Beberapa contoh dari ICAD, seperti mencuri (kleptomania) atau menyulut api hingga menyebabkan kebakaran.

Penderita ICAD biasanya adalah seorang pecandu alkohol dan obat-obatan, atau kecanduan dalam melakukan aktivitas tertentu. 

11. Sindrom Tourette

Sindrom Tourette merupakan gangguan yang membuat penderitanya melakukan gerakan atau ucapan yang berulang di luar kendali secara spontan.  

Kondisi ini lebih umum terjadi pada laki-laki dengan usia 2-15 tahun. 

Sindrom Tourette umumnya akan membaik seiring bertambahnya usia anak. 

Namun, terdapat kemungkinan kondisi ini membutuhkan pengobatan khusus untuk mengatasi kondisi lainnya. 

12. Psikosomatis

Psikosomatis merupakan kondisi yang menggambarkan hubungan antara pikiran yang bisa memengaruhi kondisi tubuh. 

Gejala gangguan psikosomatis meliputi stres, cemas, gelisah, hingga depresi. 

Hal ini cenderung akan mengakibatkan masalah fisik, seperti mudah lelah, sesak napas, dan tangan berkeringat. 

Tidak jarang penderita akan merasa cemas yang berlebih walaupun penyebabnya terlihat sangat ringan. 

13. Factitious

Factitious atau gangguan buatan merupakan penyakit mental serius yang mendorong penderitanya untuk bertindak seakan-akan mereka sedang sakit. 

Seseorang dengan factitious akan dengan sengaja memalsukan beragam penyakit untuk menerima atensi.

Bahkan mereka tidak ragu untuk menyakiti diri sendiri agar menjalani perawatan yang seharusnya tidak perlu dilakukan. 

Factitious merupakan gangguan yang sulit diidentifikasi dan diobati. 

14. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

ADHD adalah gangguan mental yang menyebabkan penderita sulit fokus, berperilaku impulsif, dan hiperaktif yang akan mengganggu aktivitas penderita. 

Meskipun penyebabnya belum diketahui dengan pasti, gangguan mental ini diduga dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. 

ADHD merupakan gangguan mental yang pailng sering terjadi pada anak-anak dan remaja yang bisa berlanjut hingga dewasa. 

Namun, kondisi ini sering disepelekan sebab tidak memiliki dampak yang terlihat atau dapat dimengerti oleh awam secara langsung. 

Maka dari itu, penting untuk penderita mendapatkan perhatian dan penanganan yang tepat. 

15. Gangguan Psikosis

Gangguan psikosis merupakan penyakit mental yang menyebabkan pengidapnya mengalami gangguan antara membedakan realita dan imajinasi. 

Meskipun terkesan mirip dengan skizofrenia, psikosis hanya muncul pada kondisi tertentu dan tidak menetap layaknya skizofrenia. 

Gangguan psikosis terjadi disebabkan oleh gangguan zat kimia di otak akibat kelelahan fisik atau mental yang sedang terganggu. 

Apa Perbedaan Mental Health dan Mental Illness?

Beberapa orang menggunakan istilah mental health dan mental illness seakan-akan memiliki arti yang sama. 

Padahal kedua istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda. 

Mental health merupakan kondisi individu yang memiliki kesejahteraan untuk menyadari potensi diri, memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup, bekerja secara produktif, dan mampu berkontribusi dalam kehidupan. 

Seseorang dengan mental health yang buruk akan sulit untuk berpikir jernih, merasa tidak bahagia, dan kewalahan akibat ketidakmampuan menangani situasi. 

Di sisi lain, mental illness merujuk pada kondisi individu yang memiliki kriteria standar untuk didiagnosa, seperti kecemasan, stres, atau gangguan obat-obatan. 

Mental illness akan memengaruhi pemikiran, perasaan, perilaku, dan hubungan dengan orang lain.

Mental illness dapat dialami oleh siapa saja tanpa memandang latar belakang, umur, atau jenis kelamin seseorang. 

Seseorang dapat memiliki kesehatan mental yang baik, tetapi terdiagnosis mengalami penyakit mental. 

Sebaliknya, seseorang dengan kesehatan mental yang buruk bisa jadi tidak memiliki penyakit mental tertentu. 

Dengan demikian, menjaga kondisi kesehatan mental sama pentingnya seperti menjaga kesehatan fisik, meskipun seseorang tidak mengidap kondisi penyakit mental sekalipun. 

Baca Juga: 5 Cara Menghilangkan Stress Paling Ampuh Serta Kenali Gejalanya

Apakah Penyakit Mental Berbahaya?

Seiring berkembangnya zaman membuat perhatian terhadap kesehatan mental (mental health) semakin meningkat. 

Saat ini, terdapat lebih dari 200 jenis penyakit mental yang telah teridentifikasi. 

Dari sekian penyakit mental tersebut, terdapat beberapa yang tergolong ringan dan beberapa yang dapat sangat berbahaya. 

Meskipun tergolong ringan, gangguan tersebut tidak dapat disepelekan. 

Gangguan mental yang tidak ditangani dengan tanggap dan tepat akan mengakibatkan komplikasi yang lebih berbahaya yang berpengaruh pada fisik, emosi, dan perilaku. 

Bahkan gangguan mental dapat menyebabkan sederet masalah fisik jika tidak ditangani dengan tepat. 

Dalam kondisi yang parah, seseorang dengan gangguan mental dapat memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup dengan bunuh diri. 

Di sisi lain, seseorang dengan penyakit mental tidak hanya dapat berbahaya bagi dirinya sendiri. 

Namun, orang lain turut dapat dirugikan akibat perilaku pengidap gangguan mental tersebut. 

Maka dari itu, jangan pernah ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau tenaga ahli jika mengalami gangguan mental. 

Apalagi kini telah hadir asuransi kesehatan online dari Rey dengan premi terjangkau yang memberikan fasilitas kesehatan yang lengkap.

Untuk info lebih lanjut, klik banner di bawah ini. 

Bagaimana Cara Mengetahui Apakah Kita Memiliki Penyakit Mental?

Beberapa orang enggan untuk mengecek kesehatan mental mereka akibat malu atau takut untuk dihakimi oleh orang lain.

Padahal penyakit mental yang dibiarkan berpotensi dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari. 

Maka dari itu, penting untuk mengetahui penyakit mental sedini mungkin. 

Untuk mengetahui seseorang yang mengidap penyakit mental, maka diagnosa tentu perlu dilakukan. 

Namun, proses diagnosa akan berlangsung dengan cukup panjang. 

Pertama-tama, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda masalah fisik yang berhubungan dengan gejala yang ditimbulkan. 

Tidak jarang, dokter akan meminta pasien melakukan serangkaian mental illness test, seperti tes laboratorium dan pengisian kuisioner kesehatan mental, serta merujuk ke ahli kesehatan mental di rumah sakit tertentu. 

Jika seseorang belum ingin untuk berkonsultasi ke dokter atau ahli kesehatan, maka akan sulit untuk mengetahui penyakit mental seseorang.

Meskipun tidak dapat digeneralisir, terdapat beberapa ciri-ciri umum seseorang mengalami gangguan mental, seperti sedih berkepanjangan tanpa sebab yang jelas, merasa putus asa, dan sulit berkonsultasi. 

Baca Juga: Apa Itu Self Esteem? Pengertian, Contoh, & Cara Meningkatkan Self Esteem

Apakah Penyakit Mental Illness Bisa Sembuh?

Padahal layaknya sakit fisik, mental illness turut dapat disembuhkan.

Seseorang yang mengidap mental illness tentu mengharapkan kesembuhan. 

Namun, tidak ada seorang pun yang bisa menjamin kesembuhan penderita. 

Sayangnya, seseorang dengan penyakit mental seringkali mendapatkan perlakuan yang tidak pantas, seperti dikurung atau diterlantarkan. 

Padahal layaknya sakit fisik, mental illness turut dapat disembuhkan. 

Dalam hal ini, kesembuhan yang dimaksud adalah pasien akan dapat menjalani aktivitas sehari-hari tanpa gangguan yang berarti.

Mental illness dapat diobati dengan pemberian obat-obatan tertentu atau psikoterapi.

Dari serangkaian jenis mental illness, beberapa jenis lantas tidak memerlukan pengobatan khusus.

Hal ini dikarenakan manusia memiliki kemampuan untuk dapat beradaptasi dengan keadaan.  

Meskipun begitu, mental illness tidak bisa disepelekan dikarenakan terdapat potensi mental illness dapat kambuh kembali.

Setiap jenis mental illness akan memiliki penanganan medis yang berbeda dan tidak bisa disamakan. 

Terdapat beberapa kasus yang membutuhkan obat-obatan agar fungsi otak dapat berfungsi kembali, sedangkan beberapa hanya membutuhkan ruang untuk cerita tergantung dari tingkat dan jenis mental illness yang diidap. 

Selain itu, pengidap penyakit mental dapat melakukan beberapa hal untuk membantu meringankan kondisinya, seperti melakukan olahraga yang teratur, tidur yang cukup, atau meditasi

Penutup

Itulah penjelasan tentang mental illness, penyebab, serta jenisnya.

Meskipun tidak semua mental illness memiliki dampak yang berbahaya, tetapi setiap gejala tidak boleh disepelekan.

Jangan sampai perawatan yang tidak tepat menyebabkan gejala mental illness bertambah parah. 

Punya pertanyaan seputar topik ini? Yuk, share di kolom komentar. 

Suhartantowi Lauw
Suhartantowi Lauw

Menulis bukan tentang menuturkan segala sesuatu yang ingin disampaikan, tetapi menceritakan apa yang tidak bisa disampaikan. Itulah mengapa menulis menjadi cara terbaik untuk berbicara tanpa terganggu.

Kembali
Rekomendasi Artikel
May 11, 2023
5 Sayuran yang Mengandung Vitamin D, Baik untuk Tubuh!

Sayuran yang mengandung vitamin D mungkin bukanlah sesuatu yang banyak orang ketahui. Vitamin D sering...

Dwi Julianti Dwi Julianti
5 menit membaca
October 26, 2023
Kenapa Tiap Malam Batuk dan Tenggorokan Gatal?

Apakah kamu sering mengalami batuk dan tenggorokan terasa gatal di malam hari? Meskipun batuk biasanya...

Dwi Julianti Dwi Julianti
4 menit membaca
April 26, 2023
10 Anjuran Makanan untuk Anak Diare dan Pantangannya

Diare adalah masalah kesehatan umum yang dapat menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Sebenarnya, diare merupakan...

Dwi Julianti Dwi Julianti
6 menit membaca