Jangan Keliru, Ketahui Aturan Pakai dan Dosis Vitamin K
Vitamin K merupakan salah satu nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Vitamin yang larut dalam lemak ini memiliki berbagai peran penting, terutama dalam proses pembekuan darah dan menjaga kesehatan jantung.
Di mana dalam memenuhi vitamin K bisa dilakukan secara alami melalui konsumsi makanan serta suplemen tambahan.
Sumber utama vitamin K dapat diperoleh melalui konsumsi sayuran dan buah-buahan, seperti bayam, kale, lobak, brokoli, sawi, kubis, alpukat, kiwi, delima, tomat, dan anggur.
Ingin tahu lebih banyak mengenai cara hidup sehat? Temukan rahasianya di sini!
Selain itu, vitamin K juga dapat ditemukan pada susu, ikan, daging, hati, serta kuning telur.
Namun, terdapat aturan dalam mengonsumsi vitamin K yang perlu diperhatikan agar tidak melewati dari dosis yang sesuai.
Lantas berapa dosis vitamin K yang ideal agar terhindar dari risiko efek samping atau gangguan medis lainnya?
Yuk, simak di bawah ini!
Dosis dan Aturan Pakai Vitamin K
Memenuhi asupan harian vitamin K sangat penting untuk terhindar dari berbagai macam gangguan kesehatan.
Namun, hal tersebut tidak berarti vitamin K dapat dikonsumsi secara berlebihan.
Terdapat takaran dosis yang perlu disesuaikan dengan umur ataupun kondisi tertentu.
Berikut penjelasannya.
Dosis Vitamin K Tablet atau Kapsul
Dewasa
Orang dewasa kerap mengonsumsi vitamin K dalam bentuk tablet atau kapsul untuk mengatasi pendarahan akibat konsumsi obat antikoagulan.
Adapun jumlah sesuai dosis dan frekuensi konsumsi tablet atau kapsul vitamin K adalah 2,5-25 mg.
Hal tersebut akan ditentukan oleh dokter melihat pada prothrombin time (waktu perdarahan) dan kondisi pasien.
Baca Juga: Kekurangan Vitamin K, Ketahui Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya
Bayi Baru Lahir
Bayi yang baru saja lahir berpotensi akan kekurangan vitamin K.
Hal ini dikarenakan vitamin K tidak bisa melewati plasenta janin dengan baik.
Dengan demikian, tujuan dari pemberian vitamin K pada bayi adalah untuk mencegah terjadinya pendarahan akibat kekurangan vitamin K.
Adapun frekuensi dan jumlah dosis bagi bayi yang baru lahir adalah 1-2 mg.
Selanjutnya pada saat bayi sudah berusia 4-7 hari, dosis vitamin K dinaikan menjadi 2 mg.
Adapun ketika bayi berusia 1 bulan, dosis vitamin K tetap berada di 2 mg.
Dosis Vitamin K Suntik
Dewasa dan Anak-anak
Dalam kondisi tertentu, orang dewasa dan anak-anak memerlukan vitamin K yang berasal dari injeksi.
Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi pendarahan berat akibat pemakaian obat antikoagulan.
Adapun kadar vitamin K suntik untuk kalangan tersebut adalah sebagai berikut:
- Kalangan dewasa dengan kasus berat: 5–10 mg dan kadar maksimal 40 mg dalam 24 jam
- Pasien dengan nilai INR (international normalized ratio) 5–9: 0,5–1 mg
- Pasien dengan INR >9: 1 mg
- Kepentingan operasi: 5 mg
- Anak-anak dengan BB >13 kg: 0,03 mg/kgBB.
- Anak-anak dengan BB >1,6 kg: 0,25–0,30 mg/kgBB
Baca Juga: 12 Manfaat dan Fungsi Vitamin K bagi Kesehatan Tubuh
Bayi
Beberapa bayi yang baru saja lahir akan diberikan suntikan vitamin K untuk mencegah terjadinya pendarahan akibat kekurangan vitamin K.
Adapun berikut kadar suntikan vitamin K bagi bayi, yaitu:
- Bayi baru lahir dalam keadaan sehat: 1 miligram
- Bayi prematur dengan BB<2,5 kg: 0,4 miligram/kgBB
- Bayi dengan BB>2,5 kg: 1 miligram
Kebutuhan Harian dan Batas Asupan Vitamin K
Vitamin K memiliki Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang bergantung pada berbagai faktor, seperti usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan.
Adapun secara umum AKG harian vitamin K berdasarkan usia, yaitu:
Usia | mcg/hari |
0-5 bulan | 5 |
6-11 bulan | 10 |
1-3 tahun | 15 |
4-6 tahun | 20 |
7-6 tahun | 25 |
10-12 tahun | 35 |
13-18 tahun (pria) | 55 |
>19 tahun (pria) | 65 |
>13 tahun (wanita) | 55 |
Ibu hamil | 55 |
Ibu menyusui | 55 |
Jumlah kebutuhan akan asupan vitamin K di atas dapat diperoleh dengan mengonsumsi makanan, penggunaan suplemen, atau menggabungkan diantara keduanya.
Baca Juga: 17 Makanan yang Mengandung Vitamin K
Namun, jika kamu masih bingung dalam menentukan dosis vitamin K yang tepat, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Apalagi kini berkonsultasi dengan dokter dapat dilakukan dengan mudah melalui online ataupun janjian di rumah sakit.
Asuransi kesehatan online dari Rey menyediakan fitur bagi kamu untuk berkonsultasi dengan dokter via chat, tebus obat, atur janji temu di rumah sakit favorit, hingga rawat inap gratis.
Untuk informasi lebih lanjut, klik banner di bawah ini!
Pertanyaan Seputar Vitamin K
Beberapa orang mungkin belum cukup familiar dengan vitamin K.
Vitamin K bisa dikatakan tidak sepopuler vitamin lainnya.
Padahal memenuhi kebutuhan vitamin K harian sangat penting untuk menjamin kesehatan tubuh.
Berikut beberapa pertanyaan seputar vitamin K.
Berapa Dosis Vitamin K pada Bayi Baru Lahir?
Sejak tahun 1961, Akademi Pediatri Amerika merekomendasikan untuk memberikan vitamin K bagi bayi yang baru lahir.
Hal tersebut penting untuk diberikan sebab selama masa kehamilan, vitamin K tidak bisa melewati plasenta dengan baik.
Suntikan merupakan salah satu metode yang paling mudah untuk memberikan vitamin K pada bayi.
Vitamin K pada bayi sebaiknya diberikan dengan satu kali suntikan dengan dosis 0,5-1 mg.
Di mana suntikan vitamin ini bisa diberikan setelah inisiasi menyusui dini (IMD) asal tidak lebih dari 6 jam setelah lahir.
Satu kali suntikan setelah bayi lahir tersebut nantinya dapat melindungi dirinya selama berbulan-bulan.
Baca Juga: Kerap Dilupakan, Ketahui Apa Itu Vitamin K dan Jenis-Jenisnya!
Berapa Kebutuhan Vitamin K per Hari?
Kementerian Kesehatan telah merilis Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia.
Adapun berikut angka kebutuhan vitamin K per hari untuk berbagai kalangan:
Bayi atau Anak Kecil
- 0 – 5 bulan: 5 mcg
- 6 – 11 bulan: 10 mcg
- 1 – 3 tahun: 15 mcg
- 4 – 6 tahun: 20 mcg
- 7 – 9 tahun: 25 mcg
Catatan: untuk membantu proses pemenuhan kebutuhan vitamin K per hari untuk bayi 0-5 bulan bisa diberikan melalui pemberian ASI eksklusif.
Laki-laki
- 10 – 12 tahun: 35 mcg
- 13 – 15 tahun: 55 mcg
- 16 – 18 tahun: 55 mcg
- 19 – 29 tahun: 65 mcg
- 30 – 49 tahun: 65 mcg
- 50 – 64 tahun: 65 mcg
- 65 – 80 tahun: 65 mcg
- 80 tahun ke atas: 65 mcg
Perempuan
- 10 – 12 tahun: 35 mcg
- 13 – 15 tahun: 55 mcg
- 16 – 18 tahun: 55 mcg
- 19 – 29 tahun: 55 mcg
- 30 – 49 tahun: 15 mcg
- 50 – 64 tahun: 55 mcg
- 65 – 80 tahun: 55 mcg
- 80 tahun ke atas: 55 mcg
Ibu Hamil
- Trimester 1 – 3: +0 mcg
Ibu Menyusui
- 6 bulan pertama dan kedua: +0 mcg
Untuk ibu hamil dan menyusui cukup mendapatkan vitamin ini per hari sesuai tingkat umur produktif nya yaitu 55 mcg.
Baca Juga: 11 Rekomendasi Buah yang Mengandung Vitamin K
Bagaimana Cara Pemberian Vitamin K?
Selain dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan kandungan vitamin K, terdapat cara lain dalam pemberian vitamin ini, yakni mengonsumsi obat ataupun melalui suntikan.
Cara Pemberian Suntikan
Adapun cara pemberian suplemen vitamin K suntikan yang diberikan secara langsung oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter.
Pasien akan disuntik ke bagian bawah kulit, pembuluh darah vena, atau ke dalam otot.
Cara Pemberian Tablet atau Kapsul
Untuk pemakaian vitamin K dalam bentuk kapsul dapat disesuaikan dengan petunjuk dokter setelah melakukan konsultasi.
Jika suplemen dapat diperoleh secara umum, maka jangan lupa untuk membaca aturan minum sebelum mengonsumsinya.
Di mana kapsul vitamin ini dapat dikonsumsi bersama dengan atau tanpa makanan.
Namun, dalam mengonsumsi kapsul disarankan jangan dengan cara membelah, mengunyah, ataupun menggerus suplemen.
Selain itu, perhatikan juga cara penyimpanan tablet atau kapsul agar tetap berada dalam kemasan dengan suhu yang sejuk serta terhindar dari panas atau paparan sinar matahari secara langsung.
Penutup
Itulah informasi seputar dosis vitamin K.
Pastikan tubuh kamu tidak kekurangan ataupun kelebihan vitamin K.
Namun, kamu perlu mengetahui dosis yang tepat dikarenakan setiap orang tentu memiliki kondisi yang berbeda-beda.
Masih bingung tentang topik seputar vitamin K?
Yuk, tulis di kolom komentar!
Menulis bukan tentang menuturkan segala sesuatu yang ingin disampaikan, tetapi menceritakan apa yang tidak bisa disampaikan. Itulah mengapa menulis menjadi cara terbaik untuk berbicara tanpa terganggu.
Menulis bukan tentang menuturkan segala sesuatu yang ingin disampaikan, tetapi menceritakan apa yang tidak bisa disampaikan. Itulah mengapa menulis menjadi cara terbaik untuk berbicara tanpa terganggu.