Cara Mengatasi Demam pada Anak, Kapan Harus ke Dokter?

Cara Mengatasi Demam pada Anak, Kapan Harus ke Dokter?
Aul Risky
Aul Risky
October 12, 2024
9 menit membaca

Demam pada bayi dan anak adalah salah satu keluhan yang paling mengkhawatirkan bagi para Ayah Bunda.

Demam merupakan kondisi di mana meningkatnya suhu tubuh lebih dari normal.

Ketika terjadi demam, ini pertanda tubuh sedang melawan serangan virus atau bakteri, atau merupakan reaksi terhadap penyakit lainnya.

Demam sendiri bukanlah suatu penyakit, melainkan salah satu gejala dari penyakit.

Suhu meningkat disebut demam, apabila:

  • Pengukuran suhu di ketiak: ≥ 37.2 Celcius
  • Pengukuran suhu di rektal/anus atau dahi: ≥ 38 Celcius
  • Pengukuran suhu di mulut: ≥ 37.8 Celcius

Kamu perlu ingat kalau tingginya suhu ketika demam tidak mencerminkan keparahan dari penyakit, ya.

Memahami apa yang bisa dilakukan saat anak demam akan membuat penanganan lebih cepat dan tepat, serta akan mengurangi kegelisahan Ayah Bunda.

Ingin tahu lebih banyak mengenai cara hidup sehat? Temukan rahasianya di sini

Simak, tips mengatasi demam tinggi pada anak di rumah dengan tenang!

Bagaimana Cara Mengatasi Demam pada Anak?

Demam seringkali akan membuat anak merasa tidak nyaman, lemas, tidak nafsu makan, hingga menggigil.

Lalu, apa yang bisa Ayah Bunda lakukan ketika si kecil mengalami demam di rumah?

Kompres Air Hangat

Ayah Bunda bisa mengompres anak dengan air hangat.

Kompres ditempatkan pada area lipatan tubuh, seperti pada ketiak, selangkangan, atau leher selama 10-15 menit.

Kompres dengan air hangat akan membantu tubuh mengeluarkan panas tubuh melalui pori-pori kulit sehingga akan membantu menurunkan demam.

Cukupi Kebutuhan Cairan Anak

Saat demam, anak lebih mudah kehilangan cairan tubuh. Kehilangan cairan bisa diperparah apabila demam disertai diare atau muntah.

Penting sekali untuk Ayah Bunda memastikan anak tercukupi kebutuhan cairannya untuk mencegah kekurangan cairan atau dehidrasi.

Berdasarkan konsensus Ikatan Dokter Anak Indonesia, kebutuhan cairan anak per hari berdasarkan berat badannya dapat dihitung dengan formula Holliday-Segar:

  • < 10 kg: 100 ml/kgBB
  • 10-20 kg: 1000 + 50 ml/kgBB (setiap 1 kilogram kenaikan BB di atas 10 kg)
  • > 20 kg: 1500 + 20 ml/kgBB (setiap 1 kilogram kenaikan BB di atas 20 kg)

Contoh:

BB anak adalah 24 kg, maka 1500 + (20×4) = 1580 ml per hari.

Asupan cairan anak per harinya dapat dipenuhi dari makan dan minumnya, misalkan air putih, susu, atau ASI.

Tanda bayi dan anak dehidrasi adalah:

  • Mulut kering.
  • Tampak lebih haus atau tidak mau minum sama sekali.
  • Tidak keluar air mata saat menangis.
  • Mata tampak cekung.
  • Frekuensi buang air kecilnya berkurang.

Pastikan Anak Istirahat Cukup

Anak mungkin akan alami lemas dan lesu saat demam. 

Beri anak kesempatan untuk istirahat dengan cukup.

Anak yang tidur cukup cenderung memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik.

Aktivitas fisik juga dapat menyebabkan suhu tubuh meningkat. Pada anak yang masih tetap aktif saat demam, awasi agar tidak terlalu kelelahan dan ajak anak untuk istirahat sesudahnya.

Rekomendasi lama istirahat anak per hari berdasarkan usia menurut American Academy of Sleep Medicine:

  • 4-12 bulan: 12-16 jam termasuk tidur siang.
  • 1-2 tahun: 11-14 jam termasuk tidur siang.
  • 3-5 tahun: 10-13 jam termasuk tidur siang.
  • 6-12 tahun: 9-12 jam.
  • 13-18 tahun: 8-10 jam.

Pakaikan Pakaian yang Nyaman

Hindari memakaikan pakaian berlapis-lapis pada anak yang sedang demam.

Pemakaian baju yang terlalu tebal, terutama pada bayi, malah dapat meningkatkan suhu tubuhnya.

Pakaikan baju yang nyaman; tidak terlalu tebal atau tipis.

Ayah Bunda juga dapat membuat anak lebih nyaman dengan mengatur suhu kamar anak agar sejuk dan memiliki sirkulasi udara yang baik.

Beri Obat Penurun Panas

Obat penurun panas dapat diberikan apabila anak tampak tidak nyaman. 

Sebaiknya tidak diberikan hanya sekedar untuk menurunkan demam.

Obat penurun panas yang aman untuk anak adalah parasetamol atau ibuprofen. 

Perhatikan merek obat sirup saat membeli, hindari penggunaan produk yang mengandung etilen glikol atau dietilen glikol.

Pastikan Ayah Bunda memberi obat sesuai anjuran dosis yang terdapat pada kemasan obat dan sesuaikan dengan usia dan berat badan anak.

Kombinasi dua obat, seperti parasetamol dan ibuprofen, secara selang-seling untuk mengobati demam pada anak tidak dianjurkan, lho.

Anak berisiko kelebihan dosis jika mendapat kombinasi keduanya secara bergantian.

Apa yang tidak boleh dilakukan pada saat anak demam?

Berikut ini adalah beberapa hal yang tidak boleh kamu lakukan saat terjadi demam pada si kecil.

Kompres Anak dengan Alkohol

Mengompres anak dengan alkohol tidak dianjurkan untuk menurunkan demam pada anak karena ditakutkan alkohol terhirup atau terserap melalui kulit.

Menghirup alkohol dapat menimbulkan gangguan kesadaran.

Kompres alkohol pun tidak lebih efektif untuk menurunkan demam dibandingkan kompres air hangat.

Kompres atau Mandi dengan Air Dingin

Kompres dengan air dingin tidak direkomendasikan untuk menurunkan suhu.

Alih-alih menurunkan demam, air dingin mengakibatkan pembuluh darah mengecil yang akan mengakibatkan suhu tubuh anak naik.

Air dingin juga dapat menyebabkan anak menggigil dan sebabkan suhu akan naik.

Sebaiknya ketika demam anak dikompres dengan air hangat di lipatan-lipatan tubuh yang akan membantu suhu tubuh turun.

Beri Anak Aspirin sebagai Obat Penurun Demam

Pemberian obat aspirin pada anak dilarang. Sebagai gantinya, Ayah Bunda dapat memilih parasetamol atau ibuprofen sebagai obat pereda demam.

Aspirin dilarang untuk anak karena bisa menyebabkan efek samping yang berat seperti sakit perut, perdarahan saluran cerna, dan memicu sindrom Reye.

Sindrom Reye merupakan kelainan yang menyebabkan gagal hati/liver dan gangguan otak.

Kapan Anak Harus Dibawa ke Dokter jika Demam?

Ayah Bunda sebenarnya dapat mengatasi anak demam di rumah terlebih dulu dengan langkah di atas.

Namun, ada kondisi yang Ayah Bunda harus ketahui untuk segera dikonsultasikan ke dokter.

Bawa anak ke dokter jika:

  1. Anak usia < 3 bulan demam.
  2. Anak usia 3-36 bulan demam lebih dari 3 hari atau ada tanda bahaya.
  3. Anak usia 3-36 bulan dengan suhu ≥ 39 Celcius.
  4. Suhu > 40 Celcius.
  5. Demam berulang lebih dari 7 hari.
  6. Demam dan anak ada riwayat penyakit kronik seperti kanker, autoimun, penyakit jantung atau ginjal.
  7. Terdapat demam dan ruam.

Segera bawa anak ke unit gawat darurat rumah sakit apabila:

  1. Penurunan kesadaran, anak sulit dibangunkan.
  2. Anak tidak mau atau tidak bisa minum makan sama sekali.
  3. Kejang.
  4. Ada tanda dehidrasi: tidak buang air kecil lebih dari 8 jam, warna pipis pekat, mulut sangat kering, tidak ada air mata.
  5. Sesak napas.
  6. Kebiruan pada bibir, lidah, dan kuku.
  7. Bintik ungu atau merah pada kulit.
  8. Leher kaku.
  9. Nyeri hebat pada perut atau kepala.
  10. Frekuensi pipis berkurang.
  11. Ubun-ubun membonjol atau sangat cekung.

Baca Juga: 18 Rekomendasi Obat Batuk Pilek Bayi, Terjamin Aman

Apa Penyebab Anak Demam?

Penyebab demam pada anak sangat beragam. 

Seperti yang sudah disebutkan di awal, demam merupakan pertanda tubuh kita sedang diserang oleh virus atau bakteri.

Infeksi adalah penyebab tersering demam pada bayi dan anak. 

Kebanyakan infeksi disebabkan oleh virus, selain itu dapat disebabkan oleh infeksi lainnya seperti bakteri atau parasit.

Infeksi yang dapat menimbulkan demam pada anak di antaranya adalah:

  • Diare.
  • Common cold.
  • Radang paru.
  • Cacar.
  • Campak.
  • Gondongan.
  • Infeksi telinga tengah.
  • Infeksi saluran kemih.
Demam juga dapat muncul tanpa infeksi, misalnya pada reaksi terhadap vaksin, heat stroke, kanker, atau penyakit autoimun.

Diperlukan kerja sama antara Ayah Bunda dengan dokter untuk menemukan penyebab demam pada anak.

Peran Ayah Bunda adalah amati secara teliti perubahan dan keluhan selain demam pada anak, misalnya napas anak tampak lebih cepat dari biasanya.

Petunjuk sekecil apapun akan membantu dokter mengerucutkan kemungkinan penyebab demam.

Saat ini, untuk konsultasi dengan dokter juga mudah, lho.

Yap, dengan menjadi member Rey, kamu bisa chat dokter sepuasnya hingga tebus obat gratis sesuai resep.

Bahkan, kalau si kecil membutuhkan rawat inap atau rawat jalan, semua biayanya juga bisa di cover sama Rey, lho.

Untuk info lebih lanjut kamu bisa klik banner di bawah ini, ya!

Pertanyaan Seputar Demam pada Anak

Banyaknya informasi terkait demam beserta penanganannya dapat membuat Ayah Bunda bingung untuk mengambil langkah apa saat menghadapi anak yang demam.

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan Ayah Bunda dengan anak demam.

Berapa Lama Anak Sembuh dari Demam?

Lama kesembuhan demam akan bergantung pada penyebab utama dari demam.

Jika penyakit sudah ditangani, maka suhu tubuh akan kembali normal.

Demam akibat infeksi virus yang ringan dapat membaik dan sembuh dengan sendirinya dalam 2-3 hari.

Apabila anak demam lebih dari 3 hari, sebaiknya konsultasi ke dokter agar penyebabnya dapat segera dicari tahu melalui pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang, kalau diperlukan.

Apa Langkah Pertama jika Anak Demam?

Langkah pertama dan kunci Ayah Bunda tangani anak demam adalah amati perubahan pada anak. 

  • Apakah anak masih aktif bermain atau sangat lemas dan hanya ingin tidur?
  • Apakah anak masih mau minum atau makan?
  • Apakah anak memiliki gejala atau keluhan lain yang menyertai demamnya, misal: batuk pilek, sesak napas, nyeri pada telinga, BAB cair, atau ruam?
  • Apakah ada tanda bahaya?

Apabila tidak ada tanda bahaya, penanganan bisa dimulai di rumah terlebih dulu.

Ukur suhu anak dengan termometer dan catat jam serta tanggal pemeriksaannya.

Lakukan langkah seperti kompres dengan air hangat, cukupi asupan cairan, cukupi kebutuhan istirahat anak, dan pakaikan baju yang tidak terlalu tebal untuk membantu menurunkan panas pada anak. 

Ayah Bunda kemudian boleh memberi obat demam jika anak tampak tidak nyaman.

Apakah Demam Boleh Mandi?

Anak boleh dimandikan saat demam selama suhu airnya hangat suam-suam kuku (tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin).

Hindari memandikan dengan air dingin semata-mata untuk segera meredakan panas anak. 

Anak malah akan menggigil dan kondisi tersebut dapat meningkatkan suhu tubuhnya.

Apakah Tumbuh Gigi Bisa Menyebabkan Demam?

Tumbuh gigi dapat menyebabkan suhu tubuh bayi meningkat, tetapi seharusnya tumbuh gigi tidak menimbulkan demam > 38 Celcius.

Jika bayi alami demam > 38 Celcius, Ayah Bunda harus mencurigai kemungkinan adanya penyebab lain, seperti infeksi.

Nyeri akibat tumbuh gigi dapat diredakan dengan memijat gusi bayi secara perlahan dengan jari, memberikan makanan yang lembut dan dingin atau memberikan teether yang sudah didinginkan.

Hindari mengoleskan obat anti-nyeri pada gusi bayi tanpa saran dokter.

Baca Juga: 3 Aneka Resep Sup, Sehat dan Mudah Dimasak di Rumah

Penutup

Ketika anak mengalami demam, usahakan Ayah Bunda tidak langsung panik.

Penanganan demam dapat dimulai dari rumah.

Perlu diingat, demam bukanlah penyakit, melainkan gejala.

Ukur suhu secara berkala dan amati perubahan anak. Keluhan lain yang menyertai demam akan menjadi petunjuk untuk menemukan penyakit penyebabnya.

Apabila Ayah Bunda mendapati adanya tanda bahaya, jangan tunda untuk konsultasi ke dokter.

Jika ada pertanyaan lain seputar demam, yuk share di kolom komentar!

Artikel ini telah ditinjau oleh: dr. Brigitta Beata Pradhaningtyas

Kembali
Rekomendasi Artikel
October 20, 2023
ISPA: Pengertian, Gejala, Cara Pencegahan ISPA

ISPA adalah singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Penyakit ini rentan dialami seseorang yang sering...

Miska Syahirah Miska Syahirah
7 menit membaca
June 22, 2023
Sakit Tulang Belakang? Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Sakit tulang belakang (spinal pain) atau nyeri pada tulang belakang bisa disebabkan oleh patah tulang,...

Dwi Julianti Dwi Julianti
8 menit membaca
October 11, 2023
Apakah Asam Lambung Menyebabkan Batuk Berdahak?

Apakah asam lambung menyebabkan batuk berdahak? Pertanyaan tersebut seringkali muncul karena beberapa dari kita mungkin...

Miska Syahirah Miska Syahirah
6 menit membaca