8 Penyebab Nyeri Ulu Hati dan Cara Mengatasinya
Ulu hati atau epigastrium merupakan organ yang terletak di bawah tulang dada dan di atas pusar (bagian tengah perut atas).
Nyeri ulu hati merupakan kondisi yang menyebabkan rasa sakit pada bagian tengah atas perut disertai sensasi terbakar pada dada, mual, dan perut kembung.
Rasa sakit pada bagian ini bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Nyeri pada ulu hati bisa disebabkan oleh kondisi yang bersifat ringan, tetapi juga bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan serius yang perlu segera diobati.
Ingin tahu lebih banyak mengenai cara hidup sehat? Temukan rahasianya di sini!
Lantas, apa saja penyebab ulu hati sakit?
Yuk, simak di bawah ini!
Penyebab Ulu Hati Sakit
Sakit yang dirasakan bisa menjadi tanda penyakit atau gangguan pada organ di sekitar ulu hati.
Berikut beberapa penyebab ulu hati sakit yang umum terjadi:
1. Tukak Lambung
Tukak lambung atau ulkus peptikum merupakan kondisi terkikisnya lapisan dalam lambung akibat pengaruh asam lambung.
Penyebab utamanya adalah infeksi bakteri H. pylori atau penggunaan obat tertentu secara berlebihan, seperti obat pereda nyeri.
Gejala tukak lambung yang umum terjadi, seperti sakit perut, mual dan muntah, mudah kenyang, dan sering sendawa.
Pada kasus yang lebih parah, tukak lambung dapat mengakibatkan pendarahan dalam yang ditandai dengan muntah disertai bercak darah.
Baca Juga: Anjuran 9 Minuman untuk Penderita Asam Lambung yang Aman
2. Pankreatitis
Pankreatitis merupakan masalah kesehatan yang terjadi akibat adanya peradangan pada pankreas.
Gejala yang umum terjadi adalah nyeri pada ulu hati, mual, muntah, jantung berdebar, demam, dan perut bengkak.
Jika tidak segera ditangani, pankreatitis bisa berisiko menimbulkan berbagai macam komplikasi, seperti malnutrisi, diabetes, gagal ginjal, dan kanker pankreas.
Pankreatitis kronis juga bisa menyebabkan penurunan berat badan disertai tekstur tinja yang berminyak.
3. Irritable Bowel Syndrome
Irritable Bowel Syndrome merupakan sindrom atau sekumpulan gejala yang disebabkan iritasi saluran pencernaan.
Sindrom ini terjadi akibat masalah saluran pencernaan, seperti gangguan kontraksi otot dan sistem saraf, perubahan keseimbangan bakteri dalam usus, dan infeksi.
Gejala dari irritable bowel syndrome adalah perut kembung, nyeri dan kram perut, tekstur feses yang tidak menentu, hingga sembelit.
4. Esofagitis
Esofagitis merupakan kondisi medis yang ditandai dengan iritasi pada lapisan dinding kerongkongan atau esofagus.
Penyakit ini biasanya dipicu akibat kenaikan asam lambung, efek samping obat, hingga penyakit autoimun.
Gejala utama dari esofagitis, yaitu nyeri ulu hati yang bisa menjalar ke perut sebelah kanan, disertai sulit menelan dan nyeri pada bagian tulang belakang dada saat menelan.
5. Batu Empedu
Batu empedu merupakan penyakit yang ditandai dengan nyeri ulu hati akibat endapan cairan empedu yang mengeras hingga menyerupai batu.
Endapan bisa terjadi akibat cairan empedu tidak bisa melarutkan kolesterol dan jumlah bilirubin yang berlebih dari hati.
Gejala umum batu empedu, seperti nyeri ulu hati, urin berwarna gelap, nafsu makan menurun, dan diare.
6. Ulkus Usus
Ulkus usus atau duodenum merupakan luka terbuka di dinding usus dua belas jari.
Kondisi tersebut bisa menjadi penyebab nyeri ulu hati hingga muntah darah yang diakibatkan oleh pengikisan saluran pencernaan terhadap dinding dalam usus kecil.
Penyakit ini juga bisa disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi makanan pedas berlebihan yang berpotensi menyebabkan nyeri akibat tukak usus.
7. Kebiasaan Merokok dan Minum Alkohol
Kebiasaan merokok yang berlebihan bisa meningatkan risiko sakit ulu hati.
Zat nikotin dalam rokok bisa diserap oleh tubuh dan masuk ke dalam lambung.
Selain itu, minuman tinggi alkohol akan membawa bahan kimia yang mengiritasi kerongkongan.
Alkihol juga bisa masuk ke lambung dan meningkatkan produksi asam.
Akibatnya, jaringan di sekitar lambung akan melemah dan memicu gastritis atau GERD.
Baca Juga: 13 Cara Berhenti Merokok yang Ampuh dan Efeknya bagi Tubuh
8. Kehamilan
Ibu hamil rentan mengalami sakit atau nyeri pada ulu hati
Hal tersebut diakibatkan oleh janin yang membesar dan menekan perut.
Jika terjadi terus menerus, kondisi ini bisa berisiko menyebabkan preeklamsia, yaitu komplikasi kehamilan berupa tekanan darah tinggi dengan adanya protein dalam urin.
Cara Mengatasi Ulu Hati Sakit
Jika tidak parah, ulu hari bisa diatasi dengan beberapa langkah yang dapat dilakukan di rumah.
Berikut beberapa cara mengatasi sakit ulu hati yang bisa dilakukan:
1. Mengonsumsi Obat
Minum obat antasida bisa menjadi salah satu cara meredakan nyeri ulu hati sekaligus menetralkan asam lambung.
Konsumsi obat ini paling tidak 1 jam setelah makan atau saat merasakan gejala.
Namun, lebih baik jika konsultasi dengan dokter dulu sebelum minum obat-obatan.
2. Mengatur Pola Makan
Saat mengalami keluhan nyeri ulu hati, coba konsumsi makanan ringan dan sehat, seperti sayuran dan buah-buahan.
Hindari mengonsumsi alkohol, kafein, dan makanan yang bisa mengiritasi perut.
Atur pula pola makan supaya lebih teratur.
Dianjurkan untuk membiasakan makan dalam porsi kecil dan lebih sering.
3. Kelola Stres
Stres yang tinggi bisa menjadi salah satu faktor pemicu meningkatkan produksi asam lambung dan menurunkan zat protektif pada permukaan lambung.
Itulah mengapa penting untuk mengelola stres dengan baik, seperti dengan melakukan meditasi, olahraga, atau menulis jurnal harian.
Baca Juga: Redakan Stres, Coba 13 Cara Menenangkan Pikiran Ini!
Diagnosis Ulu Hati Sakit
Ulu hati sakit termasuk sebagai gejala yang perlu segera diobati.
Maka dari itu, penting untuk menentukan diagnosis tepat terkait penyebab yang mendasarinya.
Hal ini bisa dilakukan dengan wawancara medis, pemeriksaan fisik secara langsung, atau pemeriksaan penunjang tertentu jika diperlukan.
Beberapa pemeriksaan penunjang yang umum dilakukan, antara lain:
- Pencitraan dengan sinar X
- Pemeriksaan endoskopi
- Pemeriksaan motilitas esofagus.
Jangan menunda-nunda berkonsultasi dengan dokter ketika mengalami sakit di ulu hati untuk mendapatkan perawatan yang sesuai.
Apalagi kini berkonsultasi dengan dokter dapat dilakukan dengan mudah melalui online ataupun janjian di rumah sakit.
Asuransi kesehatan online dari Rey menyediakan fitur bagi kamu untuk berkonsultasi dengan dokter via chat, tebus obat, atur janji temu di rumah sakit favorit, hingga rawat inap gratis.
Untuk informasi lebih lanjut, klik banner di bawah ini!
Pertanyaan Seputar Ulu Hati Sakit
Sakit ulu hati tentu perlu segera diobati.
Namun, terdapat kebingungan seputar ulu hati sakit yang sering ditanyakan.
Berikut beberapa pertanyaan seputar sakit ulu hati:
Sakit di Ulu Hati Apakah Berbahaya?
Pada dasarnya, sakit ringan pada ulu hati yang terjadi 1 sampai 2 kali bisa dirawat di rumah dengan penanganan yang tepat.
Namun, nyeri ulu hati yang terjadi secara terus-menerus dan tidak segera ditangani bisa menyebabkan komplikasi, seperti kanker kerongkongan, gangguan pada lambung, dan masalah kesehatan pada organ lainnya.
Maka dari itu, penting untuk memeriksakan diri ke dokter jika mengalami sakit pada ulu hati.
Berapa Lama Sakit Ulu Hati Sembuh?
Saat mengalami sakit ulu hati ringan, terapkan pola dan kebiasaan hidup yang lebih baik untuk meringankan keluhan.
Hal ini bisa membaik dengan sendirinya dalam 7 hari.
Penderita sakit ulu hati disarankan untuk mengonsumsi sayur dan buah-buahan, serta menghindari konsumsi alkohol, kafein, dan makanan pedas.
Namun, jika tidak keluhan tidak kunjung membaik dalam 7 hari, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat!
Makanan Apa yang Menyebabkan Sakit Ulu Hati?
Beberapa makanan ini bisa memicu nyeri ulu hati:
- Makanan pedas
- Cokelat
- Minuman bersoda
- Bawang
- Buah dengan sitrus tinggi
- Makanan berlemak
- Alkohol.
Penutup
Itulah informasi seputar ulu hati sakit dan cara mengatasinya.
Jangan lupa untuk memperbaiki pola hidup yang buruk agar sakit ulu hati dapat diatasi.
Masih ada pertanyaan lainnya seputar sakit ulu hati?
Yuk, tulis di kolom komentar!
Menulis bukan tentang menuturkan segala sesuatu yang ingin disampaikan, tetapi menceritakan apa yang tidak bisa disampaikan. Itulah mengapa menulis menjadi cara terbaik untuk berbicara tanpa terganggu.
Menulis bukan tentang menuturkan segala sesuatu yang ingin disampaikan, tetapi menceritakan apa yang tidak bisa disampaikan. Itulah mengapa menulis menjadi cara terbaik untuk berbicara tanpa terganggu.