15+ Penyebab Benjolan di Leher, Wajib Periksa!
Jika terdapat benjolan di leher, seharusnya kamu berhati-hati dan segera periksakan ke dokter.
Sebab, terdapat beberapa penyebab benjolan di leher yang merupakan gejala penyakit serius.
Saat mengalami benjolan di leher, sebaiknya kamu menjaga pola makan dan perbanyak minum air putih.
Saat sakit, tubuh memerlukan cairan lebih yang bisa kamu dapatkan dari konsumsi air putih minimal sebanyak 2 liter per harinya, sehingga tubuh dapat pulih dari kondisi sakit lebih cepat.
Ingin tahu lebih banyak mengenai cara hidup sehat? Temukan rahasianya di sini!
Lantas, apa saja penyebab benjolan di leher?
Cek beberapa kemungkinan penyebabnya hingga cara menghilangkan benjolan pada leher lewat artikel di bawah ini.
Penyebab Benjolan di Leher
Munculnya benjolan di leher membuat penderitanya tentu merasa khawatir, apakah itu merupakan penyakit serius atau tidak.
Untuk itu, penting mengenali gejala penyebab benjolan di leher.
Dilansir dari Healthline, berikut beberapa kemungkinan penyebab benjolan di leher dan langkah perawatannya.
Untuk perhatian, artikel ini akan melampirkan beberapa foto yang mungkin mengganggu kenyamanan Anda.
1. Kista
Kista merupakan kantong jaringan membran yang berisi cairan, udara, dan zat lain. Kista dapat membesar dan memunculkan benjolan di leher.
Kista memiliki berbagai jenis, tetapi tidak sampai menimbulkan kanker.
Saat muncul, kita tidak terasa sakit sehingga baru disadari keberadaannya saat ukurannya semakin membesar.
Umumnya, penyebab kista adalah penyakit turunan, penyumbatan si saluran kulit, infeksi, dan peradangan kronis.
Kista bisa dihilangkan dengan operasi pengangkatan dinding kista agar tidak kembali lagi atau memotong kista.
2. Mononukleosis menular
Mononukleosis menular biasanya disebabkan oleh virus Epstein-Barr (EBV). Virus ini menyebar melalui air liur, itulah sebabnya sebagian orang menyebutnya sebagai “penyakit ciuman”.
Penyakit ini umumnya terjadi pada siswa sekolah menengah dan perguruan tinggi.
Gejalanya antara lain demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit tenggorokan, sakit kepala, kelelahan, berkeringat di malam hari, dan nyeri badan. Gejala ini dapat berlangsung hingga 2 bulan.
Mononukleosis sulit dibedakan dengan virus umum lainnya seperti flu. Jika gejala yang kamu alami tidak membaik setelah 1 atau 2 minggu menjalani perawatan di rumah seperti istirahat, minum cukup, dan mengonsumsi makanan sehat, segera temui dokter.
Tidak ada pengobatan khusus untuk mononukleosis menular.
Namun, dokter mungkin meresepkan obat kortikosteroid untuk mengurangi pembengkakan tenggorokan dan amandel. Gejalanya biasanya hilang dengan sendirinya dalam 1 hingga 2 bulan.
3. Nodul Tiroid
Nodul tiroid adalah benjolan yang dapat berkembang di kelenjar tiroid. Bentuknya bisa padat atau berisi cairan.
Jika mengalami penyakit ini, kamu dapat memiliki satu nodul atau sekelompok nodul. Nodul tiroid relatif bukan penyakit serius dan jarang bersifat kanker.
Lebih dari 90 persen nodul tiroid bersifat jinak (bukan kanker). Namun, kamu mungkin saja memiliki nodul tiroid tanpa menyadarinya.
Tiroid adalah kelenjar kecil berbentuk kupu-kupu yang terletak di dekat laring (kotak suara) dan di depan trakea (batang tenggorokan).
Kelenjar ini memproduksi dan mengeluarkan dua hormon yang memengaruhi detak jantung, suhu tubuh, dan banyak proses tubuh – sekelompok reaksi kimia yang secara kolektif dikenal sebagai metabolisme.
Gejala dari penyakit nodul tiroid di antaranya yaitu kelenjar tiroid yang membesar, yang dikenal sebagai gondok, nyeri di pangkal leher, kesulitan menelan, kesulitan bernapas, dan suara serak.
Pengobatan nodul tiroid tergantung pada tingkat keparahan.
Mayoritas nodul tiroid tidak memerlukan perawatan. Namun, jika nodul tumbuh lebih besar atau muncul kanker, atau nodul yang memproduksi hormon tiroid tambahan mungkin butuh pengobatan atau operasi.
4. Lipoma (Benjolan Kulit)
Lipoma adalah pertumbuhan jaringan lemak non-kanker yang perlahan membesar di bawah kulit. Penyakit ini jarang berbahaya dan biasanya tidak memerlukan pengobatan, menurut National Health Service (NHS).
Orang-orang dari segala usia dapat mengidap lipoma, tetapi kemungkinan besar pertumbuhan kulit ini diidap orang yang berusia antara 40 dan 60 tahun, menurut American Academy of Orthopaedic Surgeons.
Lipoma sangat umum terjadi. Faktanya, sekitar 1 dari setiap 1.000 orang akan mengembangkan lipoma seumur hidup mereka.
Lipoma masuk ke dalam klasifikasi pertumbuhan jinak, atau tumor, pada jaringan lemak. Ini berarti lipoma tidak bersifat kanker dan jarang berbahaya.
Kamu harus menghubungi dokter jika melihat adanya perubahan pada kulit kamu, yakni ada benjolan di leher. Lipoma bisa terlihat sangat mirip dengan liposarkoma, yaitu kanker langka.
Untuk itu, meskipun tidak ada perawatan khusus saat memiliki lipoma, kamu perlu mengeceknya. Apabila berbahaya, operasi pengangkatan mungkin diperlukan.
Eits, gak usah bingung harus konsultasi dimana dan dengan dokter siapa.
Di Rey, kamu bisa konsultasi sepuasnya dengan dokter terbaik cuma dari handphone aja, lho.
Dapatkan manfaat asuransi kesehatan online dari Rey, mulai dari chat dokter sepuasnya, tebus obat gratis, hingga cover rawat inap!
Berminat? Yuk, klik info selengkapnya di sini!
5. Faringitis
Faringitis bakterial adalah peradangan di bagian belakang tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.
Penyakit ini menyebabkan tenggorokan terasa sakit, kering, atau gatal disertai gejala lain seperti demam, menggigil, nyeri badan, hidung tersumbat, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala, batuk, kelelahan, atau mual.
Durasi gejala tergantung pada penyebab infeksi
Cara pengobatan benjolan di leher akibat faringitis adalah minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi, makan kaldu hangat, berkumur dengan air garam hangat (1 sendok teh garam per 8 ons air), menggunakan pelembab udara, perbanyak istirahat.
Baca Juga: Faringitis (Radang Tenggorokan) – Gejala, Penyebab, Cara Mengobati
6. Jerawat
Benjolan di leher bisa saja berupa jerawat yang tumbuh dengan ukuran kecil, sedang, hingga besar.
Benjolan ini tidak berbahaya meskipun terasa sakit dan bengkak.
Penyebab benjolan di leher belakang ini dapat diobati dengan obat-obatan resep dokter, seperti obat retinoid dan antibiotik topikal, tablet antibiotik, hingga krim asam azaleat.
Penyebab jerawat di leher bisa terjadi karena peningkatan produksi minyak atau penumpukan sel-sel kulit mati maupun bakteri di pori-pori kulit leher.
Jika jerawatnya sudah parah, atau berbagai obat di atas tidak memberikan hasil positif, dokter dapat merujuk Anda ke dokter kulit.
Baca Juga: Bebas Jerawat, 7 Manfaat Vitamin A untuk Kulit yang Sehat
7. Bisul
Penyebab benjolan di leher tidak hanya karena kondisi medis serius. Mungkin, penyebabnya adalah bisul yang muncul saat folikel rambut atau kelenjar minyak terinfeksi.
Infeksi yang umumnya disebabkan bakteri Staphylococcus ini ditandai dengan benjolan kecil bertekstur lunak dan kemerahan di kulit sekitarnya.
Usai 4-7 hari, benjolan tersebut akan bertambah besar dan lunak, serta berubah warna menjadi putih dengan nanah yang menumpuk di bawah kulit.
Pada kasus tertentu, benjolan kecil di leher ini dapat disertai demam dan pembengkakan pada kelenjar limfa.
Terkadang, bisul bisa pecah dengan sendirinya. Akan tetapi, biasanya dibutuhkan kompres hangat atau tindakan insisi dan drainase dari dokter untuk memecahkannya.
Tidak seperti kebanyakan infeksi lainnya, obat antibiotik saja dinilai tidak cukup untuk menyembuhkan bisul. Secara umum, bisul perlu dibuka dan dikeringkan bagian dalamnya.
Saran untuk penanganan bisul yaitu tidak memecahkan bisul sendiri supaya tidak memperparah infeksi.
8. Cat Scratch Disease (CSD)
Penyakit Cat Scratch Disease biasanya tertular melalui gigitan dan cakaran kucing yang terinfeksi bakteri Bartonella henselae.
Benjolan atau lecet muncul di lokasi gigitan atau cakaran. Saat mengidap penyakit ini, penderita akan mengalami pembengkakan kelenjar getah bening di dekat lokasi gigitan atau cakaran.
Gejalanya berupa demam rendah, kelelahan, sakit kepala, dan nyeri tubuh.
Penyakit Cat Scratch Disease umumnya akan hilang sendiri. Dalam beberapa kasus, antibiotik mungkin diperlukan.
9. Batu di Kelenjar Ludah
Bahan kimia yang ada dalam air liur terkadang dapat mengendap dan membentuk batu kecil.
Batu tersebut bisa menyumbat aliran air liur ke dalam mulut. Kondisi ini dapat menimbulkan benjolan di leher.
Pengobatan konservatif berupa merangsang produksi air liur, meningkatkan konsumsi cairan, merangsang pengeluaran batu.
10. Kanker Tenggorokan
Kanker tenggorokan bisa menyerang beberapa bagian tubuh, seperti kanker kotak suara, pita suara, dan bagian tenggorokan lainnya, seperti amandel dan orofaring.
Penyakit ini mungkin terjadi dalam bentuk karsinoma sel skuamosa atau adenokarsinoma.
Gejalanya meliputi perubahan suara, kesulitan menelan, penurunan berat badan, sakit tenggorokan, batuk, pembengkakan kelenjar getah bening, dan mengi.
Penyakit ini paling umum terjadi pada orang yang memiliki riwayat merokok, penggunaan alkohol berlebihan, kekurangan vitamin A, paparan asbes, HPV mulut, dan kebersihan gigi yang buruk.
Pengobatan benjolan di leher akibat kanker tenggorokan tergantung stadiumnya. Perawatan penyakit ini bisa berupa operasi, radiasi, dan kemoterapi.
Baca Juga: Cara dan Manfaat Berkumur Air Garam untuk Radang Tenggorokan
11. Gondok
Penyakit gondok adalah pertumbuhan kelenjar tiroid yang tidak normal. Penyakit ini mungkin jinak atau berhubungan dengan peningkatan atau penurunan hormon tiroid.
Penderita gondok akan memiliki benjolan yang besar dan terasa sakit di leher
Kekurangan yodium merupakan penyebab utama terjadinya penyakit gondok. Yodium sangat penting untuk membantu tiroid kamu memproduksi hormon tiroid.
Ketika tidak memiliki cukup yodium, tiroid bekerja ekstra keras untuk membuat hormon tiroid, menyebabkan kelenjar membesar.
Pembesaran dapat menyebabkan kesulitan menelan atau bernapas, batuk, suara serak, atau pusing saat kamu mengangkat lengan ke atas kepala.
Jika kamu berobat ke dokter, mereka biasanya akan melihat berdasarkan ukuran gondok.
12. Penyakit Hodgkin
Gejala yang paling umum adalah pembengkakan kelenjar getah bening yang tidak menimbulkan rasa sakit.
Penyakit Hodgkins yang menjadi penyebab benjolan di leher dapat menyebabkan keringat malam, kulit gatal, atau demam yang tidak dapat dijelaskan.
Kelelahan, penurunan berat badan yang tidak disengaja, atau batuk terus-menerus adalah gejala lainnya.
Perawatan untuk limfoma Hodgkin biasanya bergantung pada stadium penyakitnya. Pilihan pengobatan utama adalah kemoterapi dan radiasi.
13. Radang Amandel (Tonsilitis)
Amandel adalah dua kelenjar getah bening yang terletak di setiap sisi belakang tenggorokan Anda.
Amandel atau tonsil bekerja sebagai mekanisme pertahanan dan membantu mencegah tubuh terkena infeksi. Ketika infeksi berkembang pada amandel, kondisi ini disebut tonsilitis.
Tonsilitis dapat terjadi pada semua usia dan merupakan penyakit umum pada masa kanak-kanak. Dokter paling sering mendiagnosis penyakit ini pada anak-anak sejak usia prasekolah hingga pertengahan remaja. Gejalanya meliputi sakit tenggorokan, pembengkakan amandel, dan demam.
Patogen yang memicu radang amandel dapat menular ke orang lain, dan berbagai virus serta bakteri umum dapat menyebabkannya. Mikroorganisme penyebab tonsilitis antara lain bakteri Streptokokus. Tonsilitis yang disebabkan oleh radang tenggorokan dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak diobati.
Tonsilitis mudah didiagnosis. Gejala biasanya hilang dalam 7 hingga 10 hari.
Perawatan ringan yang bisa dilakukan, di antaranya adalah minum banyak cairan, perbanyak istirahat, berkumur dengan air garam hangat beberapa kali sehari, gunakan obat pelega tenggorokan, makan es loli atau makanan beku lainnya, gunakan pelembab udara untuk melembabkan udara di rumah, dan hindari asap.
Baca Juga: Tonsilitis (Radang Amandel): Gejala, Penyebab, Cara Mengobati
14. Infeksi Pernapasan
Kondisi selanjutnya yang dapat menimbulkan benjolan di leher adalah infeksi pernapasan karena virus, misalnya bronkitis atau pneumonia.
Apabila tak kunjung diobati, penyakit ini kian bertambah dan kronis.
Meski terkadang tidak berbahaya, ada baiknya segera cek benjolan di leher agar mengetahui penyebab dan diagnosis pastinya. Pendeteksian dini dari suatu penyakit akan mempercepat proses penyembuhannya.
15. Keratosis aktinik
Keratosis aktinik memunculkan benjolan yang biasanya kurang dari 2 cm, atau seukuran penghapus pensil. Bercak kulit tebal, bersisik, atau berkerak.
Muncul di bagian tubuh yang banyak terkena paparan sinar matahari (tangan, lengan, wajah, kulit kepala, dan leher).
Biasanya berwarna merah muda tetapi bisa juga memiliki dasar coklat, cokelat, atau abu-abu.
16. Karsinoma sel basal
Penyakit karsinoma sel basal ditandai dengan adanya area yang menonjol, kencang, dan pucat yang mungkin menyerupai bekas luka.
Benjolan berbentuk kubah, berwarna merah muda atau merah, berkilau, dan seperti mutiara yang bagian tengahnya mungkin cekung, seperti kawah.
Luka mudah berdarah atau mengeluarkan cairan yang sepertinya tidak kunjung sembuh, atau sembuh lalu muncul kembali.
17. Rubela
Infeksi virus rubela dikenal juga dengan nama campak Jerman.
Ruam berwarna merah muda atau merah dimulai di wajah dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
Demam ringan, pembengkakan kelenjar getah bening, hidung berair atau tersumbat, sakit kepala, nyeri otot, mata meradang atau merah adalah beberapa gejalanya.
Rubella merupakan penyakit serius pada ibu hamil karena dapat menyebabkan sindrom rubella kongenital pada janin.
Penyakit ini dapat dicegah dengan menerima vaksinasi anak secara normal
18. Gondongan
Gondongan adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus gondongan. Penyakit ini menyebar melalui air liur, sekret hidung, dan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi.
Demam, kelelahan, nyeri tubuh, sakit kepala, dan kehilangan nafsu makan sering terjadi.
Peradangan pada kelenjar ludah (parotis) menyebabkan pembengkakan, tekanan, dan nyeri pada pipi. Komplikasi infeksi antara lain radang buah zakar (orkitis), radang ovarium, meningitis, ensefalitis, pankreatitis, dan gangguan pendengaran permanen.
Pengobatannya bisa melalui vaksinasi untuk melindungi kamu dari infeksi gondongan dan komplikasi gondongan.
Untuk memastikan apakah kamu terkena gondongan atau tidak, kamu perlu konsultasi ke ahli medis.
Sekarang, konsultasi dengan dokter bisa secepat kilat dan gak pakai ribet.
Cukup pakai handphone lewat aplikasi Rey, kamu bisa konsultasi secara online dengan dokter selama 24/7, dimana pun dan kapan pun.
Emang boleh se-simple ini? Boleh, dong!
Yuk, klik di sini untuk informasi selengkapnya.
Pertanyaan Seputar Benjolan di Leher
Nah, itu tadi beberapa kemungkinan penyebab adanya benjolan di sekitar leher kamu.
Sekarang, yuk kita bahas mengenai beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan mengenai benjolan di leher!
Apakah Berbahaya Jika Ada Benjolan di Leher?
Jika kamu mendapati benjolan yang muncul di leher, sebaiknya kenali dulu apakah benjolan tersebut berbahaya atau tidak.
Berikut cara mengenali benjolan yang berbahaya dan harus segera diperiksa ke dokter:
- Ukurannya tak kunjung mengecil hingga lebih dari sebulan.
- Sangat terlihat.
- Terasa keras.
- Tidak bergerak ketika disentuh.
- Dibarengi dengan demam, sesak napas, nyeri tenggorokan, sulit menelan, penurunan berat badan, peningkatan denyut jantung, suara serak, adanya darah pada air liur, atau perubahan kulit di sekitar benjolan.
Benjolan di Leher yang Tidak Berbahaya Seperti Apa?
Benjolan di leher yang tidak berbahaya, salah satunya yaitu bisul. Namun, tetap saja bisul bisa menyebabkan rasa sakit yang mengganggu. Bisul adalah infeksi lokal, artinya infeksi dapat terjadi hanya pada bisul, dan tidak memengaruhi area kulit di sekitarnya.
Adapun benjolan di leher lainnya yang tidak berbahaya, yaitu jerawat.
Kenapa Tiba-Tiba Ada Benjolan?
Benjolan sebetulnya bisa tumbuh di bagian tubuh mana pun, seperti leher, tangan, punggung, hingga kaki.
Timbulnya benjolan dapat terjadi karena adanya cedera, infeksi, radang dan pertumbuhan sel yang abnormal
Penutup
Demikian penjelasan lengkap mengenai kemungkinan penyebab benjolan di leher.
Agar lebih tepat dalam mengenal gejala benjolan di leher dan mendapatkan penanganan yang tepat pula, kamu harus segera periksa kan kondisi kesehatan kamu ke dokter, ya!
Yuk, coba 2 bulan chat dokter sepuasnya + klaim obat GRATIS!
Klik banner di bawah untuk info selengkapnya, ya!
Mulai menulis sejak bergabung dengan pers mahasiswa. Saat ini masih terus mengasah ragam jenis tulisan dan berharap banyak pembaca yang terbantu dengan karya kecil-kecilan saya.
Mulai menulis sejak bergabung dengan pers mahasiswa. Saat ini masih terus mengasah ragam jenis tulisan dan berharap banyak pembaca yang terbantu dengan karya kecil-kecilan saya.