Ini Dia, Cara Menaikkan HB yang Alami dan Aman


Hemoglobin (HB) itu protein dalam sel darah merah yang tugasnya “nganter” oksigen ke seluruh tubuh. Kalau HB rendah, oksigen yang sampai ke jaringan juga berkurang.
Itulah kenapa orang dengan HB rendah sering gampang capek, pusing, mudah ngos-ngosan, kulit terlihat lebih pucat, dan konsentrasi gampang buyar.
HB bisa turun karena banyak hal: asupan zat besi kurang, pola makan nggak seimbang, penyerapan nutrisi di usus yang kurang optimal, perdarahan (misalnya haid sangat banyak), masa kehamilan, hingga kondisi medis tertentu.
Intinya, menaikkan HB itu bukan cuma “tambah makan yang tinggi besi”, tapi juga memastikan tubuh bisa menyerapnya dengan baik, dan kalau ada penyebab tertentu ya harus dibereskan juga.
Tanda-Tanda HB Kamu Perlu Diperhatikan
Setiap orang bisa punya gejala yang beda-beda, tapi beberapa yang sering muncul adalah:
Mudah lelah walau aktivitas tidak terlalu berat
Pusing atau kepala terasa ringan
Napas lebih pendek saat naik tangga atau berjalan cepat
Kulit atau bibir terlihat lebih pucat dari biasanya
Detak jantung lebih cepat
Sering merasa dingin di tangan atau kaki
Kalau gejala makin berat misalnya sesak parah, jantung berdebar-debar nggak wajar, pingsan, nyeri dada, atau ada perdarahan itu sinyal kuat buat segera periksa.
Tiga Pilar Menaikkan HB
Agar usahamu efektif, pegang tiga pilar ini:
Penuhi bahan bakunya
HB butuh zat besi sebagai bahan utama. Selain itu, vitamin C, B12, dan folat juga ikut ambil bagian dalam pembentukan sel darah merah.
Bantu tubuh menyerapnya
Beberapa kebiasaan sederhana bisa bikin penyerapan zat besi meningkat—misalnya menambahkan vitamin C saat makan. Sebaliknya, ada juga yang bikin penyerapannya turun, seperti minum teh/kopi terlalu dekat dengan waktu makan.
Cari dan tangani penyebabnya
Kalau ada “biang kerok” seperti haid yang sangat banyak atau gangguan pencernaan, urus juga bagian ini. Tanpa itu, usaha menaikkan HB sering jadi maju-mundur.
Makanan Penambah HB
Ada dua “tipe” zat besi di makanan:
Heme iron
Berasal dari hewani. Misalnya daging merah, ayam, ikan, seafood, hati. Jenis ini biasanya lebih mudah diserap tubuh.
Non-heme iron
Berasal dari nabati, kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran hijau, serealia, serta makanan fortifikasi (seperti sereal atau tepung yang diperkaya besi). Non-heme juga bagus, tapi penyerapannya lebih sensitif terhadap apa yang kamu makan atau minum bareng.
Keduanya penting. Kalau lagi perlu “ngejar” kenaikan HB, biasanya menambah porsi heme iron akan terasa efeknya lebih cepat. Tapi bukan berarti yang nabati diabaikan, justru kombinasi keduanya bikin pola makanmu seimbang.
Contoh sumber heme iron
daging sapi/ayam/bebek, ikan (sarden, tongkol, tuna), seafood (kerang, remis, udang, kepiting), hati (kalau hamil, hati-hati bagian hati ya, cukupkan seperlunya sesuai saran nakes).
Contoh sumber non-heme iron
lentil, kacang merah, kacang putih, buncis, tahu, tempe, bayam, kangkung, biji labu, biji wijen, kacang mete, serta produk fortifikasi seperti sereal atau roti tertentu.
Trik Jitu Supaya Zat Besi Lebih “Nempel”
Selalu ajak vitamin C ke meja makan
Vitamin C ini semacam “teman baik” buat zat besi non-heme. Tambahkan irisan jeruk, kiwi, stroberi, tomat, atau paprika dalam menu. Sesimpel perasan jeruk nipis di atas tumisan sayur pun sudah membantu.
Jeda teh, kopi, dan susu dari waktu makan
Teh dan kopi punya zat yang bisa menurunkan penyerapan besi. Kalsium di susu juga bisa “ganggu” penyerapan kalau diminum bareng. Amannya: beri jeda 1–2 jam dari makan atau dari minum suplemen besi.
Pertimbangkan alat masak tertentu
Beberapa orang suka memakai wajan/panci besi tuang (cast iron). Masakan berkuah dan agak asam kadang bisa menyerap sedikit besi dari wajan. Efeknya nggak dramatis, tapi lumayan jadi bonus—apalagi kalau jarang makan daging.
Masak dengan ritme yang efisien
Masakan yang terlalu lama dipanaskan bisa bikin vitamin tertentu ikut “kalah”. Nggak harus kejar-kejaran dengan waktu juga, tapi intinya: pilih teknik masak yang secukupnya, bukan overcook.
Contoh Pola Makan Harian yang Ramah HB
Ini contoh pola yang gampang diikuti. Silakan ganti pilihan sesuai selera atau kondisi.
Sarapan
Sereal fortifikasi + potongan stroberi/kiwi
Omelet bayam-tomat + roti gandum
Overnight oats + potongan mangga atau pepaya
Snack Pagi
Kacang mete/almond segenggam kecil
Kurma + jeruk
Makan Siang
Nasi merah + tumis daging sapi/ayam + tumis sayur hijau + sambal tomat/jeruk limau
Kebab ayam + salad paprika-tomat
Sarden kaleng (pilih yang kadar garam wajar) + nasi + lalapan + perasan lemon
Snack Sore
Smoothie jambu/jeruk
Roti gandum + selai kacang
Makan Malam
Ikan panggang + brokoli-tomat tumis + perasan lemon
Tahu/tempe bumbu kecap + tumis sayur hijau
Sup lentil + salad segar
Triknya: di setiap makan utama, ada “pasangan” vitamin C. Kalau mau minum kopi atau teh, taruh di luar jam makan—misal pagi sebelum sarapan, atau 1–2 jam setelah makan siang.
Penutup
Naikin HB itu nggak harus ribet. Mulai aja dari hal kecil yang gampang kamu lakukan tiap hari. Kamu bisa mengkonsumsi vitamin C di setiap makan, pilih lauk yang lebih kaya besi, jaga jarak kopi/teh dari jam makan, dan tidur yang bener.
Kalau butuh suplemen, tinggal ngobrol sama nakes biar pas sama kondisimu.
Nggak perlu sempurna, yang penting konsisten. Pelan-pelan, energi bakal balik, kepala lebih enteng, dan hasil lab ikut membaik. Semangat ya! Kalau kamu mau, aku bisa bikinin versi menu 7 hari plus checklist belanja biar perjalanan “naikkan HB” ini makin gampang diikuti.
Yuk, coba 2 bulan GRATIS chat dokter sepuasnya + klaim obat gratis! Klik banner di bawah untuk info selengkapnya, ya!