Sering Marah pada Suami saat Hamil? Ini 7 Risiko yang dialami Janin
Bertengkar atau mengalami stres selama kehamilan adalah situasi yang sering kali dihadapi oleh banyak calon ibu dan pasangan mereka. Kehamilan adalah waktu yang penuh dengan perubahan, baik secara fisik maupun emosional, yang dapat meningkatkan ketegangan dan memicu konflik.
Penting untuk memahami dampak dari stres dan konflik selama kehamilan tidak hanya terhadap kesehatan emosional ibu, tetapi juga terhadap perkembangan dan kesehatan janin. Mengelola emosi dan mencari cara untuk menyelesaikan konflik dengan damai adalah kunci untuk menjaga kehamilan yang sehat dan lingkungan yang mendukung untuk kedua orang tua dan bayi yang belum lahir.
Ingin tahu lebih banyak mengenai cara hidup sehat? Temukan rahasianya di sini!
Mengapa Bumil Sering Bertengkar dengan Suami?
Bertengkar atau mengalami konflik dengan suami selama kehamilan bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Kehamilan merupakan periode yang penuh dengan perubahan signifikan—baik secara fisik, emosional, maupun psikologis yang dapat mempengaruhi dinamika hubungan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa calon ibu (bumil) sering bertengkar dengan suami selama kehamilan:
1. Perubahan Hormonal
Kehamilan menyebabkan perubahan hormonal yang signifikan yang dapat mempengaruhi suasana hati dan emosi seorang wanita. Fluktuasi hormon seperti estrogen dan progesteron dapat menyebabkan iritabilitas, perubahan mood yang cepat, dan emosi yang tidak stabil, yang bisa memicu konflik.
2. Kecemasan dan Ketakutan
Kehamilan sering kali membawa kecemasan dan ketakutan tentang kesehatan bayi, proses melahirkan, perubahan pada tubuh, dan peran baru sebagai orang tua. Ketidakpastian ini bisa meningkatkan stres dan menimbulkan gesekan dalam hubungan.
3. Perubahan Fisik dan Discomfort
Perubahan fisik selama kehamilan, seperti mual, kelelahan, nyeri punggung, dan masalah tidur, dapat membuat calon ibu merasa tidak nyaman dan kurang toleran terhadap hal-hal yang biasanya tidak mengganggu.
4. Merasa Tertekan dan Belum Siap Menjadi Orang Tua
Persiapan menjadi orang tua dan perubahan dalam tanggung jawab sehari-hari bisa menjadi sumber tekanan. Bisa jadi ada perbedaan pendapat mengenai pengasuhan anak, keuangan, atau distribusi tanggung jawab rumah tangga.
5. Kebutuhan Emosional
Kehamilan mungkin meningkatkan kebutuhan seorang wanita akan dukungan, pengertian, dan perhatian dari pasangannya. Jika ekspektasi ini tidak terpenuhi, mungkin timbul kekecewaan dan konflik.
6. Perubahan dalam Kehidupan Seksual
Perubahan libido dan kenyamanan fisik selama kehamilan dapat mempengaruhi keintiman fisik pasangan, yang bisa menjadi sumber ketegangan jika tidak dikomunikasikan dengan baik.
7. Dampak pada Pasangan
Pasangan juga mungkin mengalami stres dan kecemasan mereka sendiri yang berkaitan dengan kehamilan dan perubahan yang akan datang, yang bisa menambah ketegangan dalam hubungan.
Baca Juga: Bolehkah Bayar Fidyah Puasa Ibu Hamil dengan Uang? Cari Tahu Hukumnya Disini Yuk!
Risiko yang dialami janin bila Ibu Hamil dan Calon Ayah sering bertengkar
Jika bumil dan calon ayah bertengkar selama kehamilan, bisa memiliki dampak negatif terhadap janin. Stres emosional pada ibu hamil bisa menyebabkan beberapa risiko pada perkembangan dan kesehatan janin, antara lain:
1. Pertumbuhan Janin Terhambat
Stres berat dapat mengganggu aliran darah ke plasenta, yang menyuplai nutrisi dan oksigen ke janin. Hal ini dapat mengakibatkan pertumbuhan janin yang terhambat atau berat lahir rendah.
2. Kelahiran Prematur
Terpapar stres kronis dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur. Hormon stres seperti kortisol dapat memicu kontraksi sebelum waktunya, yang bisa menyebabkan kelahiran lebih awal dari yang diharapkan.
3. Masalah Kesehatan pada Bayi
Studi menunjukkan bahwa stres selama kehamilan bisa dikaitkan dengan risiko lebih tinggi masalah kesehatan pada bayi, seperti masalah pernapasan, infeksi, dan masalah pencernaan setelah lahir.
4. Dampak pada Perilaku dan Emosional Bayi
Paparan stres prenatal telah dikaitkan dengan perubahan dalam perkembangan neurobehavioral dan psikologis pada anak-anak, termasuk masalah perilaku dan emosional seperti ADHD dan kecemasan.
5. Pengaruh pada Pengembangan Otak
Stres yang berlebihan selama kehamilan bisa mempengaruhi perkembangan otak janin, yang mungkin berdampak pada fungsi kognitif dan kemampuan belajar di kemudian hari.
6. Sistem Imun yang Lemah
Stres pada ibu hamil bisa mempengaruhi sistem imun janin, membuatnya lebih rentan terhadap berbagai penyakit setelah lahir.
7. Dampak Jangka Panjang
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa stres prenatal serius bisa berdampak pada kesehatan jangka panjang anak, termasuk risiko tinggi terhadap penyakit seperti hipertensi, diabetes, dan masalah kesehatan mental.
Yuk, konsultasikan kondisi kehamilan kamu dengan dokter terpercaya dari Rey.
Enggak perlu ribet, cuma dari handphone aja kamu sudah bisa chat dokter sepuasnya, lho.
Dapatkan manfaat asuransi kesehatan online dari Rey, mulai dari chat dokter sepuasnya, tebus obat gratis, hingga cover rawat inap!
Info selengkapnya klik di sini!
Tips Mengurangi Pertengkaran ibu hamil pada suami
Mengurangi pertengkaran antara ibu hamil dan suami memerlukan pemahaman dan kerja sama dari kedua belah pihak. Kehamilan dapat membawa banyak perubahan fisik dan emosional yang signifikan, sehingga penting bagi pasangan untuk mendukung satu sama lain. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu mengurangi pertengkaran dan memperkuat hubungan selama kehamilan:
1. Komunikasi yang Efektif
Pastikan untuk selalu berkomunikasi secara terbuka dan jujur tentang perasaan, harapan, dan kekhawatiran kalian. Mengungkapkan kebutuhan dan kekhawatiran dengan jelas dapat menghindari salah paham dan memperkuat ikatan.
2. Pendengaran Aktif
Dengarkan dengan seksama ketika pasangan Anda berbicara, tanpa menghakimi atau menyela. Ini menunjukkan penghargaan dan pemahaman terhadap perasaan mereka.
3. Saling Pengertian
Cobalah untuk memahami perubahan yang dialami oleh pasangan Anda selama kehamilan, baik fisik maupun emosional. Empati dapat mengurangi frustrasi dan meningkatkan keharmonisan.
4. Tidak Berekspektasi Lebih
Sesuaikan ekspektasi kalian mengenai tanggung jawab sehari-hari. Kehamilan mungkin memerlukan penyesuaian dalam pekerjaan rumah tangga, aktivitas sosial, dan rutinitas lainnya.
5. Dukungan Emosional
Berikan dukungan emosional yang kuat. Perasaan dihargai dan didukung dapat mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati.
6. Konseling atau Terapi
Jika pertengkaran menjadi sering dan sulit diatasi, mempertimbangkan konseling pasangan bisa sangat membantu. Seorang terapis profesional dapat membantu mengidentifikasi masalah dan mengembangkan strategi untuk mengatasinya.
7. Manajemen Stres
Praktikkan teknik manajemen stres bersama, seperti meditasi, yoga, atau berjalan-jalan. Menjaga stres tetap terkendali bisa mengurangi ketegangan dalam hubungan.
8. Rayakan Momen Bersama
Luangkan waktu untuk menikmati momen bersama, seperti pergi makan malam atau menonton film. Menciptakan kenangan positif dapat mengimbangi tekanan yang mungkin ada.
Baca Juga: Bolehkan Ibu Hamil Naik Pesawat? Berikut Tips dan Persyaratan yang Wajib Diketahui
Penutup
Dalam menghadapi tantangan kehamilan, penting bagi pasangan untuk memahami bahwa perubahan hormon, tekanan emosional, dan adaptasi terhadap peran baru dapat menyebabkan ketegangan dan pertengkaran.
Dengan meningkatkan komunikasi, menunjukkan empati, dan mendukung satu sama lain, pasangan dapat mengurangi konflik dan bersama-sama menavigasi masa kehamilan ini dengan lebih harmonis. Mengakui dan mengatasi sumber stres ini tidak hanya akan membantu menjaga keharmonisan dalam hubungan, tetapi juga akan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan mendukung untuk perkembangan bayi
Yuk, coba 2 bulan chat dokter sepuasnya + klaim obat GRATIS!
Klik banner di bawah untuk info selengkapnya, ya!