Hati-Hati! Ini 7 Dampak Negatif dari Gaya Hidup Boros bagi Keuangan
Banyak orang yang terjebak dalam gaya hidup boros, tetapi tidak sadar akan dampak negatif yang dapat memengaruhi kondisi keuangan, bahkan kesehatan.
Tren dan gengsi menjadi faktor utama dari gaya hidup konsumtif penyebab hidup boros, terutama di kalangan muda.
Berbagai fasilitas dan hiburan menyebabkan orang-orang tergiur menghabiskan uang untuk hal tersebut.
Nah, apa saja sih dampak negatif dari perilaku boros? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
Apa yang Dimaksud dengan Perilaku Boros?
Gaya hidup boros adalah kebiasaan belanja atau menghabiskan uang untuk hal-hal yang tidak perlu atau di luar hal yang dibutuhkan.
Biasanya perilaku ini didorong oleh hasrat gengsi dan kekinian sehingga menyebabkan gaya konsumtif.
Karena bertujuan untuk kesenangan, perilaku ini memang akan terlihat menggiurkan pada saat itu.
Namun, dampak negatif dari gaya hidup boros bisa sangat merugikan bagi kondisi keuangan dan kesehatan dalam jangka panjang.
Apa Dampak Negatif dari Gaya Hidup yang Boros?
Suka mengeluarkan uang untuk sesuatu di luar kebutuhan utama atau berfoya-foya? Hal ini bisa berbahaya, lho!
Yuk, simak dampak negatif dari gaya hidup yang boros berikut ini!
1. Tidak bisa menabung
Dampak negatif gaya hidup boros yang pertama adalah tidak memiliki tabungan.
Kamu bisa saja mengeluarkan biaya untuk hal tidak perlu demi kesenangan pribadi.
Contoh gaya hidup boros yang jarang disadari adalah self reward yang berlebih.
Kegiatan ini sebenarnya sah-sah saja, namun harus sesuai dengan budget yang sudah dialokasikan.
Misalnya, alokasikan penghasilan dengan rumus 50/30/20:
50% kebutuhan utama, seperti biaya makan, listrik, pulsa, transportasi, asuransi, dan obat-obatan.
30% keinginan pribadi.
20% tabungan atau investasi.
2. Tidak memiliki dana darurat
Salah satu dampak negatif hidup boros adalah tidak sempat menyiapkan dana darurat.
Dana ini biasanya disisihkan dari penghasilan setiap bulannya.
Tujuannya untuk mengantisipasi kondisi tidak terduga, contohnya kehilangan pekerjaan, biaya kesehatan, kerusakan rumah, dan lainnya.
Adanya dana darurat akan membuatmu bisa memenuhi kebutuhan finansial dari hal tidak terduga tersebut tanpa harus kebingungan atau meminjam.
Salah satu cara untuk memastikan bahwa dana darurat tersedia adalah dengan memiliki asuransi.
Asuransi dapat membantu kamu memeroleh dana darurat saat mengalami kondisi darurat seperti sakit atau kehilangan pekerjaan.
Asuransi kesehatan enggak mahal kok, karena kini sudah ada asuransi kesehatan online dari Rey yang punya premi terjangkau namun tetap memiliki fasilitas kesehatan yang lengkap.
Info lebih lanjut kamu bisa klik banner di bawah ini, ya.
3. Kesulitan memenuhi kebutuhan primer
Karena uang digunakan untuk membeli barang di luar keperluan utama, bisa saja akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokok dan selalu merasa kekurangan.
Padahal jika mengelola gaji atau penghasilan dengan bijak, kondisi ini bisa dihindari.
Untuk menghindari hal tersebut, kamu bisa membuat pos-pos pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari dengan terperinci.
Pantau secara konsisten agar keuangan tetap terjaga.
4. Hutang dan tagihan menumpuk
Berhutang bukan sesuatu yang dilarang, namun kamu harus menentukan pula tujuan berhutang. Apakah untuk keperluan kredit produktif atau konsumtif.
Tagihan dan hutang dan menumpuk juga bisa berasal dari penggunaan kartu kredit.
Kartu kredit ini memang bisa memudahkan transaksi, namun jika tidak bisa mengontrol penggunaanya, akan memicu hutang yang sulit untuk dibayar.
Akibatnya bisa menimbulkan stres hingga merepotkan orang lain.
Baca Juga: Simak! Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan Beserta Contohnya
5. Tidak ada simpanan masa tua
Siapapun tentu ingin menjalani masa tua dengan tenang, tanpa memikirkan kebutuhan atau tagihan.
Namun, orang boros akan kesulitan untuk menyiapkan dana pensiun.
Saat kehidupan masa muda dihabiskan untuk perilaku konsumtif, maka masa tua yang nyaman hanya tinggal harapan.
Nah, untuk mengatasinya, kamu perlu mengelola penghasilan selagi muda dengan baik.
Berhemat dan sisihkan uang untuk dana pensiun sebagai simpanan kelak di masa tua.
Baca Juga: 6 Tips Menabung Sederhana, Mulai Dari Kebiasaan Kecil
6. Memicu permasalahan dalam keluarga
Akibat hidup boros tidak hanya menimpa diri sendiri, tapi juga bisa berimbas pada keluarga.
Misalnya, pertengkaran langsung antar pasangan yang dipicu gaya hidup konsumtif.
Karena uang habis untuk membayar tagihan hutang atau membeli barang-barang yang sebenarnya tidak butuh, bisa memicu perselisihan dalam keluarga.
Karena itu, hindari gaya hidup boros dan pertimbangkan untuk memulai hidup yang lebih terkontrol.
Jika memang ingin membeli barang kesukaan, lakukan pada saat diskon promo untuk meminimalisir pengeluaran.
7. Menimbulkan masalah kesehatan
Tidak hanya memperburuk keuangan, boros juga bisa memengaruhi masalah kesehatan. Misalnya, stres dan tekanan berlebihan yang berujung sakit fisik dan menurunkan kesehatan mental.
Tidak ingin hal ini terjadi padamu, bukan?
Jadi pastikan untuk menjauhi sifat boros dan memprioritaskan gaya hidup sehat.
Hal terpenting yang perlu diingat dalam menjaga keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran.
Apa yang Terjadi Jika Seseorang Memiliki Sifat Boros?
Orang boros akan cenderung selalu merasa kurang dalam hidupnya.
Akibatnya, ia akan terus berusaha memenuhi keinginan dan tidak merasa puas jika hal tersebut tidak dipenuhi.
Banyak hal buruk yang bisa ditimbulkan dari sifat ini.
Mulai dari terlilit hutang, dipenuhi rasa takut setiap hari, tidak punya dana darurat dan pensiun, sulit mencapai kesuksesan, hingga menimbulkan sakit fisik maupun mental.
Selain itu, kesenangan akibat foya-foya ini hanya datang sesaat, namun orang boros akan menyesal di kemudian hari karena penghasilan yang diupayakan habis sia-sia.
Baca Juga: Anti Boros! 15 Cara Pintar Mengatur Keuangan Rumah Tangga
Penutup
Nah, itulah berbagai dampak dari gaya hidup boros.
Untuk meminimalkan dampak tersebut, kamu bisa membuat anggaran dan memprioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan primer.
Jangan lupa juga peritmbangkan untuk melakukan investasi demi masa depan, seperti membeli asuransi atau menabung untuk dana darurat.
Dengan mengubah perilaku boros menjadi lebih hemat atau bijak dalam membelanjakan uang, kamu bisa memiliki keuangan yang sehat dan kualitas hidup yang baik.
Memanjakan diri tidak harus selalu dengan kemewahan, tetapi merasa cukup dan terus belajar menabung merupakan kunci kamu mencintai diri sendiri.
Yuk, mulai bijak dari sekarang! Jika masih ada pertanyaan, tuliskan di kolom komentar, ya!