Ini Dia, 10 Cara Mengatasi Tantrum pada Anak yang Benar!
Tantrum pada anak sering kali dilihat sebagai bagian dari tahap perkembangan normal anak kecil, terutama pada usia dua hingga empat tahun. Perilaku ini umumnya mencakup serangkaian ledakan emosi, seperti menangis, berteriak, menendang, atau melemparkan benda, yang terjadi ketika anak merasa kewalahan, frustrasi, atau tidak mampu mengungkapkan keinginan atau emosinya dengan cara yang lebih matang.
Tantrum dapat dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari kelelahan, kelaparan, hingga pembatasan yang diterapkan oleh orang tua atau pengasuh.
Ingin tahu lebih banyak mengenai cara hidup sehat? Temukan rahasianya di sini!
Dalam pembahasan ini, kita akan menggali lebih dalam tentang apa itu tantrum, apa penyebabnya, bagaimana mereka mempengaruhi perkembangan anak, dan strategi yang efektif untuk orang tua dalam menghadapi dan mengelola tantrum.
Pemahaman yang baik tentang fenomena ini bisa membantu orang tua dan pengasuh dalam menerapkan pendekatan yang tepat untuk mendukung perkembangan emosional dan psikologis anak dengan cara yang sehat dan positif.
Apa Itu Tantrum?
Tantrum adalah ledakan emosi yang intens dan seringkali tidak terduga yang terjadi sebagai respons terhadap frustrasi atau ketidakmampuan anak untuk memenuhi keinginan atau kebutuhannya. Tantrum biasanya terlihat pada anak-anak berusia antara satu hingga empat tahun, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih tua juga, tergantung pada kondisi emosional dan perkembangannya.
Karakteristik Tantrum
Tantrum bisa mencakup berbagai perilaku, seperti:
- Menangis keras
- Berteriak
- Menendang
- Melontarkan benda
- Menjatuhkan diri ke lantai
- Menghentak-hentakkan kaki
Perilaku ini biasanya merupakan ekspresi dari frustrasi anak yang belum memiliki kemampuan verbal yang cukup untuk mengungkapkan perasaannya dalam kata-kata, atau belum mampu mengatur emosi mereka secara efektif.
Baca Juga: Apa Itu Strict Parents? Ini Ciri-ciri dan Dampaknya Bagi Anak
Jenis Tantrum Pada Anak
Tantrum pada anak bisa bervariasi berdasarkan penyebabnya, intensitasnya, dan cara anak mengekspresikan emosinya. Memahami jenis-jenis tantrum yang berbeda dapat membantu orang tua dan pengasuh mengenali alasan di balik perilaku tersebut dan menemukan cara yang lebih efektif untuk menanganinya. Berikut adalah beberapa jenis tantrum yang sering terjadi pada anak-anak:
1. Tantrum Frustrasi
Ini adalah jenis tantrum yang paling umum, yang terjadi ketika anak merasa frustrasi karena tidak dapat mencapai sesuatu atau tidak mampu melakukan tugas tertentu. Hal ini bisa karena keterbatasan fisik mereka, seperti tidak dapat mencapai mainan, atau keterbatasan kognitif, seperti kesulitan dalam memecahkan masalah.
2. Tantrum Kelelahan atau Kelaparan
Tantrum jenis ini sering terjadi ketika anak kelelahan atau lapar. Kelelahan dan kelaparan dapat menurunkan kemampuan mereka untuk mengelola emosi dan meningkatkan kemungkinan mereka untuk kehilangan kesabaran.
3. Tantrum Perhatian
Anak-anak terkadang menggunakan tantrum sebagai cara untuk mendapatkan perhatian dari orang tua atau pengasuh, terutama jika mereka merasa kurang diperhatikan. Tantrum ini bisa terjadi secara strategis untuk menarik perhatian.
4. Tantrum Kebutuhan
Jenis tantrum ini terjadi ketika anak ingin sesuatu yang tidak bisa mereka dapatkan. Ini bisa berkisar dari keinginan untuk mainan baru, makanan, atau bahkan keinginan untuk bermain di luar saat hujan.
5. Tantrum Kekuasaan
Ini terjadi ketika anak mencoba untuk menegaskan otonomi atau kebebasan mereka dalam situasi tertentu. Mereka mungkin merasa bahwa mereka tidak memiliki cukup kontrol atas kehidupan mereka dan menggunakan tantrum sebagai cara untuk mengekspresikan ketidakpuasan atas batasan yang diberlakukan kepadanya.
6. Tantrum Tidak Berdasar
Kadang-kadang anak-anak mengalami tantrum tanpa alasan yang jelas atau nyata. Ini bisa disebabkan oleh perubahan internal atau emosional yang mereka alami dan mungkin tidak selalu terkait dengan kejadian eksternal yang spesifik.
Baca Juga: Cara Menyembuhkan Pilek Anak yang Efektif
Apakah Tantrum Pada Anak Berbahaya?
Tantrum pada anak umumnya merupakan bagian normal dari perkembangan anak dan biasanya tidak berbahaya. Mereka merupakan cara anak-anak muda mengungkapkan emosi yang intens ketika mereka belum memiliki keterampilan bahasa atau pengaturan emosi yang cukup untuk mengekspresikan diri secara verbal. Namun, ada beberapa aspek dan situasi yang berkaitan dengan tantrum yang bisa menimbulkan kekhawatiran dan mungkin memerlukan perhatian lebih lanjut:
1. Frekuensi dan Intensitas
Jika tantrum terjadi sangat sering, sangat intens, atau berlangsung lebih lama dari yang biasanya, ini bisa menjadi tanda bahwa ada masalah yang lebih serius. Tantrum yang ekstrem dan berulang bisa menjadi indikator stres emosional atau masalah psikologis yang lebih dalam, seperti gangguan mood, gangguan kecemasan, atau masalah perilaku.
2. Perilaku Destructive
Tantrum yang melibatkan perilaku yang bisa membahayakan anak itu sendiri atau orang lain, seperti memukul, menggigit, atau melempar benda, perlu ditangani dengan serius. Perilaku destruktif ini bisa menunjukkan masalah pengaturan emosi yang lebih besar yang mungkin memerlukan intervensi dari profesional.
3. Usia Anak
Sementara tantrum lebih sering terjadi pada anak-anak usia dini, mereka cenderung berkurang seiring anak bertambah tua dan mengembangkan keterampilan bahasa dan sosial yang lebih baik. Jika tantrum berlanjut ke usia sekolah, ini mungkin menjadi tanda ada masalah yang perlu diatasi lebih lanjut.
4. Dampak pada Kehidupan Sehari-hari
Jika tantrum mulai berdampak signifikan pada fungsi sehari-hari anak, seperti mengganggu sekolah, interaksi sosial, atau kegiatan keluarga, ini bisa menunjukkan kebutuhan untuk mencari strategi pengelolaan atau dukungan profesional.
5. Respons Terhadap Tantrum
Cara orang tua atau pengasuh merespons tantrum juga penting. Menanggapi dengan cara yang tidak konsisten atau punitif bisa memperburuk situasi. Pengasuhan yang mendukung dan teknik manajemen perilaku yang positif sering kali lebih efektif dalam membantu anak mengembangkan keterampilan pengaturan emosi.
Yuk, konsultasikan kesehatan anak dengan dokter terpercaya dari Rey.
Enggak perlu ribet, cuma dari handphone aja kamu sudah bisa chat dokter sepuasnya, lho.
Dapatkan manfaat asuransi kesehatan online dari Rey, mulai dari chat dokter sepuasnya, tebus obat gratis, hingga cover rawat inap!
Info selengkapnya klik di sini!
Cara Mengatasi Tantrum Pada Anak
Mengatasi tantrum pada anak bisa menjadi tantangan bagi banyak orang tua dan pengasuh. Namun, dengan pendekatan yang tepat, Anda dapat membantu anak Anda mengelola emosinya dengan lebih efektif dan mengurangi frekuensi serta intensitas tantrum. Berikut adalah 10 cara mengatasi tantrum pada anak yang bisa digunakan:
1. Tetap Tenang
Selama anak Anda mengalami tantrum, penting bagi Anda untuk tetap tenang dan terkendali. Menunjukkan emosi tinggi atau frustrasi dapat memperburuk situasi. Anak-anak sering mengambil isyarat dari orang dewasa, jadi menunjukkan ketenangan bisa membantu menenangkan mereka.
2. Kenali Pemicu
Perhatikan dan kenali apa yang memicu tantrum anak Anda. Faktor-faktor seperti kelelahan, lapar, atau frustrasi karena tidak dapat melakukan sesuatu sering menjadi pemicu. Dengan memahami pemicu ini, Anda bisa mengambil langkah-langkah untuk menghindarinya di masa depan.
3. Validasi Perasaan Anak
Mengakui perasaan anak Anda dapat membantu mereka merasa didengarkan dan dipahami. Katakan sesuatu seperti, “Aku tahu kamu kecewa karena tidak bisa bermain lebih lama,” untuk menunjukkan bahwa Anda mengerti apa yang mereka rasakan.
4. Gunakan Teknik Pengalihan
Mengalihkan perhatian anak dari penyebab tantrum bisa efektif, terutama untuk anak-anak yang lebih muda. Alihkan perhatian mereka ke aktivitas lain atau beralih ke topik yang berbeda untuk mengalihkan fokus mereka dari frustrasi.
5. Berikan Pilihan
Memberikan anak pilihan dapat membantu mereka merasa memiliki kontrol lebih atas situasi mereka. Misalnya, jika tantrum terjadi karena anak tidak ingin berhenti bermain, Anda bisa memberi mereka pilihan, “Mau beres-beres sekarang atau dalam lima menit?”
Baca Juga: Tenang, Bunda! Ini 15 Cara agar Anak Cepat Bicara dengan Menyenangkan
6. Tetapkan Batas dengan Konsisten
Penting untuk konsisten dengan batasan yang Anda tetapkan. Anak perlu memahami bahwa tantrum tidak akan mengubah keputusan Anda. Setelah tantrum reda, jelaskan dengan tenang mengapa aturan tertentu harus diikuti.
7. Latih Teknik Relaksasi
Ajari anak teknik relaksasi sederhana seperti tarik napas dalam atau hitung sampai sepuluh. Teknik ini bisa membantu mereka belajar menenangkan diri ketika mulai merasa frustrasi.
8. Konsistensi dan Rutinitas
Menciptakan rutinitas yang konsisten bisa membantu anak merasa lebih aman dan mengurangi kejadian tantrum. Anak-anak yang tahu apa yang diharapkan dari mereka dan kapan mengharapkannya cenderung merasa lebih tenang.
9. Berikan Penghargaan kepada Sikecil
Berikan pujian atau penghargaan ketika anak berhasil mengelola emosinya dengan baik. Ini dapat memotivasi mereka untuk terus menggunakan keterampilan pengaturan emosi yang sehat.
10. Minta Bantuan Profesional jika Perlu
Jika tantrum sering terjadi, sangat intens, atau Anda merasa kewalahan, jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan anak, seperti pediatrik atau psikolog anak.
Baca Juga: Waspada! Inilah Ciri-ciri Anak Stunting yang Sering Diabaikan Orang Tua
Penutup
Itulah pengertian dari apa itu tantrum pada anak yang bisa dipahami ya Mom. Mengatasi tantrum bukan hanya tentang menghentikan perilaku saat itu juga, tetapi lebih tentang mengajar anak keterampilan yang akan bermanfaat untuk masa depan mereka, seperti pengaturan diri, komunikasi yang efektif, dan ketahanan emosional.
Oleh karena itu, setiap momen tantrum dapat dijadikan kesempatan pembelajaran yang berharga, membantu anak bertumbuh menjadi individu yang mampu menghadapi tantangan dengan kepercayaan dan ketenangan.
Kesabaran dan konsistensi dalam penerapan strategi ini akan membayar dividen dalam perkembangan jangka panjang anak, memperkuat ikatan antara orang tua dan anak, dan membentuk dasar untuk kesehatan emosional yang kuat.
Yuk, coba 2 bulan chat dokter sepuasnya + klaim obat GRATIS!
Klik banner di bawah untuk info selengkapnya, ya!