Sebaiknya Cincin Tunangan di Jari Mana? Tangan Kanan atau Kiri?
Sebelum menggelar pesta pernikahan, umumnya pasangan akan melangsungkan pertunangan atau lamaran terlebih dahulu.
Tujuannya adalah sebagai simbol komitmen antara kedua belah pihak dan keseriusan pasangan untuk ke jenjang yang lebih tinggi.
Nah, dalam momen lamaran biasanya pasangan akan saling bertukar cincin tunangan.
Namun, masih banyak yang bingung cara mengenakan cincin tunangan di tangan kanan atau kiri?
Yuk, cari tahu jawabannya di pembahasan berikut ini!
Di Mana Letak Cincin Tunangan?
Secara tradisi, cincin pertunangan dipakai di jari manis tangan kiri.
Namun ternyata tradisi ini bukan tanpa sebab, lho!
Tradisi ini berawal dari kebiasaan masyarakat Romawi, Mesi, dan Yunani Kuno.
Dahulu kala, masyarakat yang berada di negara tersebut percaya kalau jari manis memiliki pembuluh darah yang terhubung dari jari manis kiri ke jantung, yakni vena amoris.
Vena amoris tersebut disebut juga Vein of love atau pembuluh darah cinta.
Itulah mengapa pasangan mengenakan cincin tunangan di jari manis kiri karena dianggap terhubung ke jantung, tempat semua perasaan cinta berkembang.
Akan tetapi, tidak semua pasangan menggunakan cincin tunangan di kiri.
Ada beberapa negara di Eropa Timur dan Utara memakai cincin tunangan di jari manis tangan kanan.
Sebagian pasangan di kebudayaan lain menggunakan cincin yang sama untuk bertunangan dan menikah.
Jadi cincin tunangan tersebut akan berpindah jari saat sudah menikah.
Namun, ada pula calon pengantin wanita yang penggunaan cincin tunangan dan cincin kawin berbeda.
Bahkan beberapa tradisi juga memperbolehkan wanita menumpuk cincin pernikahan di atas cincin tunangan.
Misalnya, mengenakan cincin kawin dan cincin tunangan di jari manis sebelah kiri.
Apa Arti Cincin di Jari Manis Kanan?
Makna jari manis dalam mitologi Yunani Kuno adalah cinta sejati, kreativitas, dan kecantikan.
Pemakaian cincin di jari manis kanan bagi budaya Asia atau timur menandakan pernikahan.
Sementara cincin yang dipasang di jari manis di tangan kiri menandakan pertunangan.
Namun, di negara Barat, menempatkan cincin di tangan kanan bisa berarti pertunangan maupun pernikahan.
Apakah Boleh Memakai Cincin di Jari Manis Sebelum Menikah?
Sebenarnya tidak ada aturan salah atau benar dalam memakai cincin tunangan di jari manis atau manapun, baik itu di tangan kanan atau tangan kiri.
Namun, mengenakan cincin di jari manis memiliki makna tersendiri.
Sebab, jari manis dianggap memiliki pembuluh darah yang mengalir langsung ke jantung.
Jadi diharapkan, cincin menjadi simbol pengikat pasangan dan letaknya dekat dengan tempat tumbuhnya cinta
Hanya saja, cincin pernikahan dan cincin pertunangan dipakai di tangan yang berbeda.
Banyak pasangan yang sudah bertunangan memutuskan untuk menggunakan cincin di jari manis sebelah kiri, kemudian cincin kawin di sebelah kanan.
Banyak pula pengantin yang juga menumpuk untuk mengenakan cincin kawin dan cincin tunangan di salah satu jari, terutama di budaya barat.
Jadi, pilihan ini sebenarnya sifatnya tidak baku.
Namun, yang pasti, memakai cincin tunangan pada jari manis dianggap sudah ada dalam hubungan berkomitmen.
Baca Juga: 4 Cara Mudah Mengukur Lingkar Jari untuk Cincin Pernikahan
Apakah Cincin Tunangan Harus Dua?
Sebenarnya cincin tunangan hanya berjumlah satu.
Cincin ini diberikan oleh laki-laki kepada pasangannya.
Namun, dalam kebudayaan yang berkembang di Indonesia, cincin tunangan dipakai oleh kedua calon pengantin.
Itulah mengapa terjadi pertukaran cincin saat proses lamaran.
Jadi tidak ada syarat wajib harus menggunakan cincin sepasang. Kamu hanya perlu mengadopsi kebiasaan lamaran di lingkunganmu dan pasangan.
Sementara itu, cincin pernikahan harus berjumlah dua.
Sebab, cincin ini digunakan oleh mempelai sebagai simbol pengikat janji.
Selain menyiapkan cincin, kamu juga perlu lho menyiapkan asuransi untuk keluarga.
Sebab, ketika berkeluarga kamu tidak hanya menanggung kesehatan pribadi melainkan juga menanggung biaya kesehatan seluruh anggota keluarga.
Nah, kamu bisa klik banner di bawah ini ya, untuk info lebih lanjut mengenai asuransi kesehatan online.
Apakah Boleh Laki-Laki Memakai Cincin Tunangan?
Secara umum, pemakaian cincin tunangan diperbolehkan, baik bagi laki-laki maupun perempuan.
Sebab, cincin merupakan bagian dari berhias yang sifatnya wajar dan diperbolehkan dalam Islam.
Namun, jenis material yang digunakan bisa menjadikan cincin haram dipakai oleh laki-laki.
Seperti yang diketahui, cincin umumnya terbuat dari emas, perak, permata, dan ada pula cincin berlian.
Baca Juga: Apa Manfaatnya? 5 Jenis Vaksin Sebelum Menikah yang Dianjurkan
Berapa Gram Emas untuk Melamar?
Gramasi atau berat cincin biasanya akan memegaruhi harga beli.
Namun, kebanyakan cincin untuk lamaran memiliki berat emas sekitar 3 gram.
Berat cincin bisa juga dipengaruhi oleh desain dan model cincin.
Tukar cincin tunangan yang mewah dan elegan biasanya mengunakan satu butir berlian yang berukuran besar.
Nah, untuk menopang batu berlian, maka dibutuhkan lebih banyak logam yang tebal, keras, dan mungkin lebih rumit.
Hal ini pula yang ikut memengaruhi berat cincin.
Apakah Lamaran Harus Membawa Cincin?
Dalam acara pertunangan memang memerlukan cincin.
Cincin tunangan ini menjadi simbol yang menandakan bahwa pasangan sudah terikat dalam hubungan yang lebih serius dan segera menuju ke jenjang pernikahan.
Namun, perlu diperhatikan dalam cara memilih cincin, terutama untuk laki-laki. Sebab ada larangan untuk menggunakan logam mulia emas.
Jadi gunakan logam mulia jenis yang lain seperti palladium, platinum, atau perak.
Baca Juga: Persyaratan Menikah di KUA Terbaru 2023, Begini Cara Daftarnya!
Penutup
Sudah tidak bingung lagi ya di jari mana seharusnya cincin tunangan dipakai?
Jadi, jika mengikuti kebudayaan yang berkembang di Indonesia, cincin tunangan dikenakan di jari manis kiri.
Namun, kamu juga bebas mengenakannya di jari kanan jika dirasa lebih nyaman atau terdapat kebutuhan khusus.
Yang terpenting adalah kamu dan pasangan sudah berkomitmen untuk lebih serius dan akan segera menikah.
Jika masih ada yang dibingungkan, diskusi di kolom komentar, yuk!
Sebagai penulis, saya percaya bahwa menulis lebih dari sekedar bentuk ekspresi. Menulis dapat menginspirasi, mendidik, dan menghibur. Itulah mengapa sebagai penulis, saya penuh semangat dan mencintai eksplorasi keindahan bahasa dan storytelling.
