Apakah Kerokan Berbahaya? Ini Mitos, Fakta, dan Penjelasan Medis


Kerokan adalah salah satu metode pengobatan tradisional yang sangat populer di Indonesia. Banyak orang melakukannya saat masuk angin, pegal-pegal, atau merasa tidak enak badan.
Biasanya, kerokan dilakukan dengan koin atau benda tumpul yang digosokkan pada kulit setelah diolesi minyak kayu putih atau balsem.
Meski dianggap ampuh oleh sebagian besar masyarakat, banyak yang bertanya: “Apakah kerokan berbahaya bagi kesehatan?” Sebagian orang percaya bahwa kerokan bisa melancarkan peredaran darah, sementara sebagian lain menganggap kerokan hanya mitos dan berisiko menimbulkan masalah medis.
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang kerokan: asal-usul, manfaat, risiko, pandangan medis, serta tips aman melakukannya.
Ingin tahu lebih banyak mengenai cara hidup sehat? Temukan rahasianya di sini!
Asal Usul dan Filosofi Kerokan
Kerokan bukan hanya tradisi di Indonesia. Praktik serupa juga dikenal di negara lain, misalnya di Tiongkok dengan sebutan gua sha.
Di Indonesia, kerokan identik dengan masuk angin. Kulit digosok hingga muncul garis merah, yang dipercaya sebagai tanda keluarnya “angin” dari tubuh.
Di Tiongkok, gua sha digunakan dalam pengobatan tradisional untuk melancarkan aliran energi (qi) dan darah.
Artinya, kerokan memiliki akar budaya yang kuat, meski penjelasan ilmiahnya sering diperdebatkan
Baca Juga: Contoh Makanan Diet Sehat di Warteg ala Ahli Gizi
Mekanisme Kerokan Menurut Medis
Secara medis, kerokan menghasilkan mikrotrauma atau luka kecil di bawah permukaan kulit. Luka ini memicu pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga aliran darah meningkat.
Peningkatan aliran darah ini membuat tubuh terasa lebih hangat dan rileks. Selain itu, tubuh akan melepaskan endorfin yang membantu mengurangi rasa nyeri.
Namun, efek ini bersifat sementara dan bukan berarti kerokan benar-benar “mengeluarkan angin” seperti keyakinan tradisional.
Manfaat Kerokan Menurut Penelitian
Meski belum banyak penelitian ilmiah yang mendukung, beberapa studi menunjukkan potensi manfaat kerokan:
Meringankan Nyeri Otot
Studi kecil menemukan bahwa gua sha bisa membantu mengurangi nyeri pada leher dan punggung.
Meningkatkan Aliran Darah
Kerokan memicu pelebaran pembuluh darah lokal sehingga sirkulasi meningkat.
Efek Relaksasi
Sensasi hangat setelah kerokan bisa membuat tubuh lebih rileks.
Mengurangi Gejala Flu
Beberapa orang merasa lebih lega setelah kerokan ketika mengalami gejala masuk angin.
Risiko dan Efek Samping Kerokan
Walaupun terlihat sederhana, kerokan bisa menimbulkan risiko jika dilakukan sembarangan.
1. Iritasi dan Kerusakan Kulit
Gosokan berulang bisa menyebabkan kulit lecet, iritasi, bahkan luka terbuka.
2. Memar (Bruising)
Kerokan meninggalkan garis merah yang sebenarnya adalah pecahnya pembuluh darah kapiler di bawah kulit.
3. Infeksi
Jika alat kerokan tidak bersih atau kulit terluka, bakteri bisa masuk dan menimbulkan infeksi.
4. Salah Diagnosis
Gejala penyakit serius (seperti demam berdarah atau tifus) bisa tersamarkan karena orang memilih kerokan daripada memeriksakan diri ke dokter.
5. Risiko pada Kondisi Medis Tertentu
Orang dengan gangguan pembekuan darah (misalnya hemofilia) tidak boleh melakukan kerokan.
Penderita diabetes rentan mengalami luka yang sulit sembuh.
Pasien yang sedang mengonsumsi obat pengencer darah juga berisiko mengalami perdarahan berlebih.
Pandangan Medis tentang Kerokan
Dokter umumnya tidak merekomendasikan kerokan sebagai terapi utama. Namun, sebagian dokter mengakui bahwa kerokan bisa memberikan efek placebo (sugesti positif) dan membantu tubuh merasa lebih nyaman.
WHO bahkan mengakui praktik pengobatan tradisional seperti gua sha sebagai bagian dari warisan budaya, tetapi tetap menekankan pentingnya keamanan dan kebersihan.
Ingin konsultasi dengan dokter gratis sepuasnya?
Dapatkan manfaat asuransi kesehatan online dari Rey, mulai dari chat dokter sepuasnya, tebus obat gratis, hingga cover rawat inap!
Info selengkapnya klik di sini!
Tips Aman Melakukan Kerokan
Jika tetap ingin melakukan kerokan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar lebih aman:
Gunakan Alat Bersih
Pastikan koin atau alat kerokan dicuci dengan sabun dan air hangat.
Gunakan Minyak Pelicin
Minyak kayu putih, balsem, atau minyak zaitun untuk mengurangi gesekan.
Hindari Bagian Sensitif
Jangan mengerok wajah, leher depan, atau area dengan luka terbuka.
Lakukan Secukupnya
Jangan terlalu keras atau terlalu lama mengerok kulit.
Perhatikan Kondisi Tubuh
Jangan lakukan kerokan pada orang dengan penyakit kronis tanpa konsultasi medis.
Kerokan dalam Perspektif Budaya
Kerokan sering dianggap sebagai simbol kasih sayang dalam keluarga. Banyak orang tua di Indonesia yang mengerok anak atau pasangan mereka ketika sakit.
Dalam konteks ini, kerokan tidak hanya berfungsi sebagai terapi fisik, tetapi juga sebagai bentuk perhatian emosional yang bisa mempercepat proses penyembuhan melalui sugesti positif.
Apakah Kerokan Berbahaya? Jawaban Singkat
Kerokan tidak berbahaya jika dilakukan dengan benar, pada orang yang sehat, dan menggunakan alat yang bersih. Namun, kerokan berisiko berbahaya bila:
Dilakukan pada orang dengan kondisi medis tertentu.
Menggunakan teknik yang salah (terlalu keras).
Dijadikan pengganti pengobatan medis pada penyakit serius.
Baca Juga: 17 Menu Makanan Sehat untuk Keluarga, Simple dan Bergizi!
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
1. Apakah kerokan bisa menyembuhkan masuk angin?
Secara medis, “masuk angin” tidak dikenal. Kerokan hanya memberikan rasa hangat dan rileks, bukan menyembuhkan penyakit.
2. Apakah aman kerokan pada anak?
Boleh dilakukan dengan lembut dan hati-hati, tetapi sebaiknya tidak terlalu sering.
3. Apakah kerokan menyebabkan ketagihan?
Tidak secara fisik, tetapi efek nyaman bisa membuat orang terbiasa melakukannya.
4. Apakah kerokan bisa menyebabkan stroke?
Tidak ada bukti ilmiah langsung. Namun, kerokan yang terlalu keras di leher bisa berisiko pada pembuluh darah.
5. Apakah lebih baik kerokan atau minum obat?
Jika gejala ringan seperti pegal, kerokan bisa membantu. Tetapi jika ada demam tinggi, diare, atau muntah, obat dan pemeriksaan medis tetap diperlukan.
Penutup
Kerokan adalah praktik tradisional yang populer di Indonesia dan memberikan sensasi hangat serta rileks. Secara medis, manfaatnya lebih ke arah peningkatan aliran darah lokal dan efek sugesti, bukan benar-benar mengeluarkan “angin”.
Apakah kerokan berbahaya? Bisa iya, bisa tidak. Kerokan aman dilakukan jika tekniknya benar, tubuh sehat, dan alat bersih. Namun, kerokan bisa berbahaya bila dilakukan pada orang dengan penyakit kronis, kulit sensitif, atau dijadikan pengganti pengobatan medis.
Intinya, kerokan boleh saja dilakukan, tetapi jangan berlebihan dan tetap utamakan pemeriksaan medis jika gejala tidak membaik.
Yuk, coba 2 bulan GRATIS chat dokter sepuasnya + klaim obat gratis! Klik banner di bawah untuk info selengkapnya, ya!