Waspada! Inilah Ciri-ciri Anak Stunting yang Sering Diabaikan Orang Tua
Apakah kamu tahu apa arti stunting? Beberapa waktu belakangan ini, penyakit stunting pada anak santer terdengar dan menjadi perbincangan hangat publik.
Stunting adalah gangguan pertumbuhan yang terjadi pada anak-anak usia dibawah lima tahun. Stunting tidak menular namun bisa berdampak besar pada pertumbuhan mereka.
Ingin tahu lebih banyak mengenai cara hidup sehat? Temukan rahasianya di sini!
Mirisnya, banyak orang yang belum mengetahui mengenai gangguan satu ini. Padahal angka stunting di Indonesia cukup tinggi, lho!
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada tahun 2021, kasus balita stunting di Indonesia mencapai 24,4%.
Lantas, apa saja sih pengertian, penyebab serta gejala stunting pada anak-anak? Apakah stunting juga mempengaruhi kualitas kesehatan mereka? Yuk simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!
Pengertian Stunting
Stunting adalah masalah kesehatan anak yang diakibatkan oleh gizi yang buruk. Biasanya anak yang stunting memiliki tinggi badan yang cenderung lebih pendek dari anak-anak lainnya.
Hal ini terjadi karena penderita gangguan stunting tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup yang berlangsung sejak lama, sehingga tumbuh kembangnya terlambat.
Yang perlu diingat, tidak semua anak yang pendek berarti menderita stunting karena ada berbagai faktor yang bisa mempengaruhi tinggi badan anak, misalnya gen orang tua.
Baca Juga: Yuk, Kenali 5 Jenis Pola Asuh Anak dan Dampaknya Bagi Si Kecil
Penyebab Stunting
Stunting bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti gizi yang buruk, anak terserang infeksi berkali-kali, kelahiran prematur dan lahir dengan berat badan yang dibawah normal.
Namun penyebab stunting paling umum yaitu kekurangan gizi pada anak yang terjadi dalam jangka waktu yang lama.
Bahkan dalam sebuah penelitian yang dilakukan WHO, gizi buruk ini bisa terjadi saat anak masih dalam kandungan, lho!
Saat ibu hamil mengkonsumsi makanan yang kurang bergizi, maka secara otomatis janin tidak mendapatkan nutrisi yang cukup.
Akibatnya, tumbuh kembang janin mengalami hambatan. Jika hal ini terjadi secara terus menerus, maka kemungkinan anak menderita stunting juga lebih besar.
Selain pada momen kehamilan, kekurangan gizi juga bisa terjadi setelah kelahiran atau lebih tepatnya saat usia anak di bawah dua tahun.
Kurangnya asupan gizi saat anak masih dalam fase ASI dan MPASI bisa menjadi salah satu faktor penyebab stunting.
Ada beberapa faktor lain yang bisa menyebabkan anak mengalami stunting selain asupan gizi ibu hamil dan anak tidak tercukupi. Diantaranya yaitu :
- Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang gizi sebelum hamil, saat hamil dan setelah melahirkan.
- Ketersediaan air bersih dan sanitasi terbatas.
- Akses pelayanan kesehatan yang terbatas.
- Anak menderita penyakit yang menghalangi tubuh menyerap nutrisi secara maksimal.
- Minimnya akses terhadap makanan bergizi.
Ciri-ciri Anak Stunting
Banyak orang tua yang menganggap remeh gejala stunting yang muncul pada buah hati mereka lantaran kurangnya pengetahuan tentang gangguan tersebut.
Berikut adalah ciri-ciri anak stunting yang sebaiknya diketahui oleh orang tua :
- Anak berperawakan pendek.
- Tumbuh kembang anak lambat.
- Wajah anak terlihat lebih muda dari anak seusianya.
- Berat badan anak susah naik dan justru lebih cepat turun.
- Kemampuan belajar anak kurang baik karena tidak fokus dan susah mengingat.
- Anak jadi pribadi yang lebih pendiam.
- Fase pertumbuhan gigi anak lambat.
- Anak perempuan yang mengalami stunting berpotensi telat haid.
- Anak lebih mudah terserang penyakit ataupun terinfeksi.
Baca Juga: Tenang, Bunda! Ini 15 Cara agar Anak Cepat Bicara dengan Menyenangkan
Dampak Stunting
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang umumnya disebabkan oleh gizi yang buruk.
Selain membuat perawakan anak jadi lebih pendek dan mudah terserang penyakit, stunting juga bisa menyebabkan gangguan perkembangan otak anak lho.
Berikut adalah dampak stunting pada anak yang sebaiknya diketahui :
- Kesulitan belajar.
- Resiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah semakin besar.
- Perkembangan kognitif mengalami penurunan.
- Risiko obesitas semakin tinggi.
- Daya tahan tubuh atau sistem imun lemah sehingga anak mudah terserang penyakit.
Namun ingat, sebelum kamu panik karena dampak dari stunting, lebih baik kamu berkonsultasi dahulu dengan dokter.
Konsultasi dengan dokter sekarang juga sudah semakin mudah lho, karena kamu bisa chat dokter secara online melalui aplikasi Rey ataupun secara offline di rumah sakit.
Dengan asuransi kesehatan online dari Rey, kamu bisa chat dokter sepuasnya, tebus obat, rawat inap, hingga rawat jalan gratis.
Yuk, klik banner ini untuk info lebih lanjut!
Pertanyaan Tentang Stunting pada Anak
Itulah penjelasan mengenai pengertian, penyebab, ciri-ciri atau gejala dan dampak stunting pada anak dalam jangka waktu panjang.
Setelah mengetahui hal-hal dasarnya, kini saatnya bagi kamu untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan tentang stunting di bawah ini.
Bagaimana cara mencegah stunting pada anak?
Mencegah stunting bisa dilakukan jauh sebelum anak lahir atau bahkan sebelum sang ibu mengandung. Berikut ini adalah cara mencegah stunting pada anak yang sebaiknya diketahui :
- Banyak belajar mengenai kebutuhan gizi ibu hamil dan setelah anak lahir.
- Penuhi asupan makanan bergizi sejak calon ayah dan ibu merencanakan kehamilan.
- Penuhi asupan gizi sejak kehamilan trimester awal hingga akhir sesuai dengan kebutuhan ibu dan janin.
- Berikan ASI eksklusif pada bayi sampai usia enam bulan.
- Perhatikan asupan makanan anak saat memasuki fase MPASI.
- Usahakan agar anak mendapatkan imunisasi lengkap.
- Segera konsultasi ke dokter spesialis anak jika anak sering terserang penyakit.
Bagaimana cara mengobati stunting pada anak?
Saat anak didiagnosa mengalami gangguan stunting, sebaiknya orang tua segera mengobatinya agar keadaan anak tidak memburuk di kemudian hari.
Apalagi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penyakit stunting juga bisa memicu penyakit kronis lainnya seperti penyakit jantung dan pembuluh darah.
Yang perlu diketahui, penanganan stunting tiap anak bisa saja berbeda karena harus disesuaikan dengan penyebabnya.
Namun secara umum, dokter anak akan melakukan beberapa upaya berikut ini untuk mengobati stunting pada anak :
- Mengobati penyakit yang menyebabkan stunting pada anak.
- Menyarankan kepada orang tua agar memberikan nutrisi tambahan yang diperlukan oleh buah hati.
- Memberikan suplemen, seperti vitamin, zat besi, zinc dan yodium.
- Menyarankan kepada orang tua untuk mengajarkan anak tentang perilaku hidup bersih.
- Memperbaiki sanitasi.
Baca Juga: 8 Tips Memilih Asuransi Kesehatan Anak Terbaik
Penutup
Demikian ciri-ciri anak stunting yang sebaiknya kamu ketahui, lengkap dengan penyebab, pengobatan dan cara mencegahnya.
Jangan remehkan gangguan stunting dan segera konsultasikan ke dokter anak saat buah hati menunjukkan gejala stunting.
Cobain Rey gratis khusus 2 bulan pertama, dengan fitur ini kamu bisa chat dokter sepuasnya hingga tebus obat gratis, lho!