Apa Itu Batuk Rejan (Pertusis)? Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Apa Itu Batuk Rejan (Pertusis)? Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Dwi Julianti
Dwi Julianti
October 6, 2023
7 menit membaca

Batuk biasanya akan sembuh dengan sendirinya atau dengan penggunaan obat-obatan yang tepat.

Namun, jika batuk berlangsung berbulan-bulan dan semakin parah, ini mungkin menandakan gejala penyakit batuk rejan. 

Perbedaan utama antara batuk normal dan batuk rejan adalah adanya suara khas seperti whoop. Kondisi ini juga dikenal dengan nama Whooping Cough. 

Selain itu, menjaga pola hidup sehat juga penting untuk mendukung sistem kekebalan tubuh dan membantu mempercepat proses penyembuhan, misalnya:

  • Nutrisi yang seimbang
  • Minum air yang cukup
  • Istirahat cukup
  • Olahraga teratur

Ingin tahu lebih banyak mengenai cara hidup sehat? Temukan rahasianya di sini

Lantas, apa itu batuk rejan? Apa yang menyebabkan batuk rejan?

Nah, berikut informasi seputar batuk rejan yang akan kita bahas secara lengkap!

Apa Itu Batuk Rejan?

Apa Itu Batuk Rejan?

Batuk rejan atau pertusis adalah infeksi saluran pernapasan dan paru-paru disebabkan oleh adanya bakteri Bordetella pertussis.

Batuk rejan atau pertusis adalah infeksi saluran pernapasan dan paru-paru disebabkan oleh adanya bakteri Bordetella pertussis.

 Ketika bakteri Bordetella Pertussis masuk ke dalam tubuh, mereka melepaskan racun yang menyebabkan peradangan pada saluran pernapasan

Sebagai respons, tubuh orang yang terinfeksi batuk rejan mulai memproduksi lendir secara intensif untuk menangkap bakteri dan mengeluarkannya melalui batuk yang terus menerus.

Batuk rejan sangat mudah menular dan dapat mengancam nyawa, terutama pada bayi dan anak-anak.

Baca Juga: Makan Jeruk Saat Batuk Berbahaya, Benarkah?

Gejala Batuk Rejan

Gejala dari batuk rejan pada umumnya baru akan muncul setelah 5-10 hari setelah terpapar bakteri Bordetella Pertussis. 

Adapun untuk mengetahui lebih lanjut gejala khas dari batuk rejan ini dapat dibagi menjadi 3 tahap, diantaranya:

1. Tahap Awal (Fase Catarrhal): 1-2 minggu

Hampir mirip seperti pilek biasa, dalam periode batuk ini penderita yang sudah di diagnosis batuk rejan akan mulai merasakan keluhan hidung tersumbat, bersin, batuk ringan, demam ringan, mata merah dan berair.

Dalam fase ini, penderita berisiko untuk menularkan batuk kepada orang lain melalui percikan ludah saat batuk atau bersin.

2. Tahap Lanjut (Fase Paroksismal): 1-6 minggu

Batuk rejan pada tahap ini semakin memburuk dengan serangan batuk yang berulang, terutama di malam hari.

Seperti batuk secara berulang dan berlangsung selama beberapa menit dan seringkali disertai dengan suara mengi (serangan napas) yang keras hingga penderitanya bisa mengalami sesak saat bernapas, kelelahan dan muntah.

Kondisi tersebut akan berlangsung selama beberapa minggu hingga beberapa bulan ditandai dengan batuk yang kuat dan berat.

3. Tahap Pemulihan (Fase Konvalesen): 2-3 minggu

Masuk ke tahap pemulihan, pada fase ini gejala batuk mulai mereda secara bertahap.

Namun, batuk ringan mungkin masih akan terjadi selama beberapa minggu atau kambuh selama beberapa bulan jika penderita kembali terkena infeksi bakteri Bordetella pertussis.

Adapun batuk pertusis pada bayi atau anak-anak, pada umumnya akan mulai muncul gejala, seperti keluhan nafas terhenti sementara (apnea) dan kulit tampak membiru karena kekurangan oksigen.

Baca Juga: Alami! 10 Cara Mengatasi Batuk Kering, Dewasa dan Anak-Anak

Penyebab Batuk Rejan

Faktor penyebab utama seseorang terkena batuk rejan atau pertusis disebabkan oleh infeksi bakteri Bordetella pertussis.

Bakteri tersebut bisa menyebar ketika seseorang menghirup percikan ludah (droplet) atau menyentuh benda yang sempat terpapar dari pengidap batuk rejan.

Oleh karena itu, semua kalangan bisa terkena batuk rejan. Namun, perlu diketahui bahwa risiko batuk rejan ini akan lebih besar pada beberapa kategori kalangan yang memiliki kondisi seperti dibawah ini:

  • Bayi di bawah usia 1 tahun
  • Usia orang dewasa di atas 65 tahun
  • Sempat tinggal atau berkunjung di wilayah dengan wabah bakteri Bordetella pertusis
  • Wanita yang sedang hamil
  • Melakukan kontak fisik secara intens dengan penderita batuk rejan
  • Menderita obesitas
  • Memiliki riwayat penyakit asma

Kapan Harus ke dokter?

Setelah mulai mengalami gejala batuk rejan atau pertusis, sangat penting untuk segera menjalani pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut bersama dokter, terutama bagi bayi atau anak-anak yang belum mendapatkan vaksin pertusis bersamaan dengan vaksin difteri. 

Selain itu, dianjurkan juga untuk segera konsultasi dan pemeriksaan dengan dokter jika penderita memiliki riwayat gangguan pada saluran pernapasan, penyakit jantung, atau obesitas, untuk memahami faktor-faktor pemicu batuk dan mencegah kondisi batuk rejan semakin parah.

Ingin konsultasi dengan dokter gratis sepuasnya?

Dapatkan manfaat asuransi kesehatan online dari Rey, mulai dari chat dokter sepuasnya, tebus obat gratis, hingga cover rawat inap!

Info selengkapnya klik di sini!

Pertanyaan Seputar Batuk Rejan

Batuk rejan atau pertusis adalah suatu kondisi serius yang dapat memengaruhi saluran pernapasan dan paru-paru.

Gejala dan penanganannya seringkali memerlukan pemahaman mendalam.

Maka dari itu, yuk kita simak pertanyaan-pertanyaan umum terkait dengan batuk rejan!

Apa perbedaan batuk rejan dan batuk biasa?

Apa perbedaan batuk rejan dan batuk biasa?

Perbedaan batuk rejan dan batuk biasa bisa dilihat berdasarkan gejala yang muncul, durasi penyembuhan, dan cara mengatasi batuk.

Perbedaan batuk rejan dan batuk biasa bisa dilihat berdasarkan gejala yang muncul, durasi penyembuhan, dan cara mengatasi batuk.

Batuk Biasa

  • Batuk biasa dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu batuk berdahak dan batuk kering. 
  • Disebabkan oleh adanya debu, kumas, atua virus 
  • Batuk bisa dialami oleh semua kalangan
  • Proses penularan dan penyebaran batuk dapat terjadi secara cepat 
  • Pada umumnya penderita akan merasakan gejala batuk pilek dan tenggorokan gatal  
  • Batuk biasa dapat diatasi dengan mengonsumsi obat batuk yang dijual bebas, obat-obatan herbal tradisional, dan obat resep dari dokter
  • Durasi penyembuhan batuk biasa cenderung lebih cepat dan bergantung pada tingkat daya tahan tubuh penderita.

Batuk Rejan

  • Disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis
  • Batuk bisa dialami oleh semua kalangan, terutama bayi dan anak-anak 
  • Proses penularan penyakit batuk rejan dapat terjadi secara cepat 
  • Penderita akan mengalami batuk keras secara terus-menerus hingga kesulitan bernapas
  • Serangan batuk yang parah dan berkepanjangan terjadi dalam durasi sekitar 3-6 bulan 
  • Batuk rejan berisiko menyebabkan kerusakan saluran pernapasan dan paru-paru
  • Pencegahan batuk rejan bisa dilakukan dengan mendapatkan vaksin pertusis serta imunisasi atau vaksin DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus)
  • Pengobatan batuk rejan perlu penanganan bersama dokter secara medis dengan mendapatkan antibiotik

Baca Juga: Apakah Boleh Menahan Batuk? Ini Bahayanya

Berapa lama penyembuhan batuk rejan?

Durasi penyembuhan batuk rejan diperkirakan bisa selama  3-6 bulan penderita penyakit ini mendapatkan perawatan secara tepat dan intensif.

Sebab bakteri penyebab batuk rejan Bordetella pertussis bisa mati dengan sendirinya setelah penderita mengalami batuk lebih dari 3 minggu.

Namun, perlu dipahami bahwa terdapat efek samping akibat terserang batuk rejan bisa menyebabkan tubuh yang mulai mengalami kerusakan dan gangguan pada paru-paru, sehingga batuk tetap akan terjadi.

Oleh karena itu, dalam proses penyembuhannya terbilang cukup lama untuk bisa sembuh total hingga paru-paru bisa kembali pulih dari efek samping akibat batuk rejan.

Apa yang harus dilakukan jika batuk tidak berhenti?

Batuk yang tidak kunjung berhenti selama lebih dari satu bulan atau lebih bisa sangat membuat penderitanya tidak nyaman sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. 

Terdapat beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk mengatasi gejala batuk dirasa tidak kunjung berhenti, diantaranya:

  1. Mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter
  2. Memperbanyak asupan cairan
  3. Membatasi asupan makan
  4. Hindari kebiasaan merokok dan menjauhi lingkungan perokok
  5. Menjaga kelembapan udara di ruangan
  6. Menjalani terapi pengobatan neti pot atau irigasi hidung

Di samping tindakan-tindakan yang telah disebutkan, sebaiknya kamu konsultasikan dengan dokter untuk penanganan yang tepat dan informasi lebih lanjut mengenai kondisi batuk yang berkepanjangan.

Yuk, coba chat dokter sepuasnya dan dapatkan obat gratis diantar ke depan rumahmu. Klik di sini untuk info lebih lanjut.

Apakah batuk rejan bisa kambuh lagi?

Meski penderita batuk jenis ini merasa sudah pulih dan mereda, setelah menjalankan serangkaian perawatan serta pengobatan secara intensif.

Namun, nyatanya batuk rejan tetap dapat kambuh.

Ketika penderita kembali mengalami infeksi saluran pernapasan ataupun selama bakteri Bordetella Pertussis masih ada dalam tubuh.

Maka dari itu, penderita yang memiliki riwayat penyakit ini dianjurkan untuk berkonsultasi bersama dokter dan mendapatkan jenis antibiotik yang dinilai efektif sebagai obat untuk membasmi infeksi batuk rejan adalah golongan makrolida, seperti Azithromycin, Clarithromycin.

Serta dapat menerapkan pola hidup sehat dan menghindari terhadap beberapa pantangan, seperti merokok, makan produk olahan maupun makanan berminyak.

Baca Juga: Waspada! Kenali Ciri-Ciri Batuk TBC Sedari Dini

Penutupan

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa batuk rejan adalah batuk yang tidak bisa dianggap sepele.

Sebab durasi penyembuhan yang lama dengan batuk berkepanjangan dan efek samping kerusakan pada saluran pernapasan dan organ paru-paru yang memungkinkan penyakit ini bisa kambuh kembali.

Maka dari itu, penderita batuk rejan disarankan untuk bisa sedini mungkin berkonsultasi dan mendapatkan penanganan medis dengan dokter spesialis.

Yuk, coba 2 bulan GRATIS chat dokter sepuasnya + klaim obat gratis! Klik banner di bawah untuk info selengkapnya, ya! 

Coba Gratis Rey untuk 2 bulan! Chat dokter dan klaim obat gratis bisa kamu cobain dulu!

Tags
Kembali
Rekomendasi Artikel
October 12, 2024
Cara Mengatasi Demam pada Anak, Kapan Harus ke Dokter?

Demam pada bayi dan anak adalah salah satu keluhan yang paling mengkhawatirkan bagi para Ayah...

Aul Risky Aul Risky
9 menit membaca
November 26, 2024
Biang Keringat: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi Secara Efektif

Biang keringat, atau yang dikenal dalam istilah medis sebagai miliaria, adalah masalah kulit yang umum...

Aul Risky Aul Risky
5 menit membaca
July 8, 2024
Kenapa Darah Haid Berwarna Hitam? Ini Gejala dan Penyebabnya

Darah haid yang berwarna hitam atau sangat gelap mungkin terlihat mengkhawatirkan, tetapi dalam banyak kasus,...

Aul Risky Aul Risky
6 menit membaca